Latar Belakang: Senyum sebagai salah satu komponen estetik yang berperan dalam daya tarik seseorang, dimana senyum yang estetik didapatkan dari perawatan ortodontik. Standar senyum estetik secara ortodontik dilihat dari evaluasi antara lengkung senyum dan batas bibir bawah, jumlah celah serta jumlah gingiva yang terlihat saat senyum. Konsep estetik dapat berbeda karena dipengaruhi persepsi yaitu sudut pandang seseorang terhadap sesuatu. Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya latar belakang pendidikan, Tujuan: Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini untuk menganalisis perbedaan persepsi senyum estetik antara mahasiswa FKG dan Mahasiswa FEB Universitas Lambung Mangkurat. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dihitung dengan Rumus Slovin dan didapatkan 88 responden yang diambil dengan Teknik simple random sampling. Kuesioner diukur dengan skala ordinal menggunakan visual analogue scale dari 0-100. Sebelum dibagikan kepada responden, terlebih dahulu kuesioner diuji validitas dan reliabilitas, kemudian hasilnya dianalisis dengan uji Mann Whitney. Hasil: Hasil signifikansi dari uji Mann Whitney didapatkan lengkung senyum konsonan 0,000; buccal corridor sempit 0,000; tampilan gingiva non-gummy smile 0,006 dan senyum simetris 0,000 keempat variable dalam penelitian nilai signifikansinya kurang dari 0,05, artinya terdapat perbedaaan rata-rata antar kedua kelompok. Kesimpulan: Terdapat perbedaan persepsi senyum estetik antara mahasiswa FKG dan mahasiswa FEB Universitas Lambung Mangkurat.