Nahdiah. 2022. Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam Mencocokkan Bilangan dengan Lambang Bilangan Menggunakan Kombinasi Model Demonstration dan Model Talking Stick Melalui Permainan Ular Tangga Pada Kelompok B RA Al Irsyad Palimbangan. Skripsi Program S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Pembimbing Mohammad Dani Wahyudi, S.Pd.I., M.Pd.

Kata Kuci: Kognitif, Mencocokkan Bilangan dengan Lambang Bilangan, Demonstration, Talking Stcik, Permainan Ular Tangga.

Penelitian ini dilatar belakangi pada rendahnya perkembangan kognitif anak pada kelompok B RA Al Irsyad Palimbangan dalam kemampuan mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.Hal ini disebabkan pembelajaran bersifat satu arah, pembelajaran kurang menarik, pembelajaran bersifat abstrak .Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas anak dan menganlisis hasil pengembangan kemampuan kognitif anak dalam mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan 3 siklus dengan 6 kali pertemuan, subjek penelitian adalah kelompok B di RA Al Irsyad Palimbangan yang berjumlah 16 anak (8 anak laki-laki dan 8 anak perempuan). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara serta penilaian aspek perkembangan kognitif. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Demonstration dan Model Talking Stick melalui permainan ular tangga dapat meningkatkan aktivitas guru memperoleh kategori sangat baik. Aktivitas anak memperoleh kategori sangat aktif. Pada hasil perkembangan kognitif anak memperoleh kategori berkembang sesuai harapan BSH dan Berkembang Sangat Baik BSB.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Demosntration dan model Talking Stick Melalui Permainan Ular Tangga dapat mengembangkan aktivitas dan hasil perkembangan kognitif sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Disarankan bagi kepala sekolah, guru dan peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan masukan informasi untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya pada anak.