Seiring dengan meningkatnya intensitas penggunaan internet pada remaja, maka semakin meningkat perilaku perundungan siber terjadi di Indonesia. Salah satu faktor penyebab perundungan siber terjadi pada remaja adalah rendahnya regulasi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan regulasi emosi pada pelaku dan korban perundungan siber remaja di sekolah Penggerak (SMP Negeri Z) Banjarbaru,dan untuk melihat perbedaan regulasi emosi pada pelaku dan korban perundungan siber remaja di sekolah Penggerak (SMP Negeri Z) Banjarbaru.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja berusia 12-15 tahun yang bersekolah di SMP Negeri Z Banjarbaru dengan total partisipan berjumlah 67 orang terdiri dari 34 orang pelaku dan 33 orang korban, sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan skala Florence Cyberbullying and Cybervictimization Scale dan Emotional Regulation Questionnaire Children and Adolescent yang telah di adaptasi. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana dan uji independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak ada peranan regulasi emosi terhadap kecenderungan perundungan siber pada pelaku remaja, (2) ada peranan regulasi emosi terhadap kecenderungan perundungan siber pada korban remaja, (3) tidak ada perbedaan regulasi emosi pada pelaku dan korban perundungan siber.

Kata Kunci : Regulasi emosi, perundungan siber, remaja