DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Perubahan Tradisi Laluhan pada Masyarakat Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas
PENGARANG:ERMA BAHAR
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-10-03


ABSTRAK

 

Erma Bahar, 2022, Perubahan Tradisi Laluhan Pada Masyarakat Dayak Ngaju di Kabupaten Kapuas. Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing (I) Sigit Ruswinarsih, Pembimbing (II) Cucu Widaty.

 

Kata Kunci : Tradisi, Laluhan, Dayak Ngaju

 

            Laluhan merupakan tradisi yang dilakukanMasyarakat suku Dayak Ngaju yang menganut Kaharingan di Kabupaten Kapuas, sekarang laluhan untuk tiwah tidak pernah dilakukan lagidi Kabupaten Kapuas, sekarang laluhan berubah tradisi menjadi sebuah atrakasi budaya yang diselenggaran dalam rangkaian acara hari jadi Kabupaten Kapuas setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan bentuk serta makna yang terkandung pada tradisi Laluhan sebelum dan sesudah perubahan yang ada pada masyarakat dayak ngaju di Kabupaten Kapuas,

            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik penentuan sumber data dengan purpusive sampling, dan informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang. Teknik pengupulan data dilakukan dengan orbservasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini dengan mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa Laluhan tempo dulu dengan yang sekarangmengalami perubahan bentuk dan maknanya. Laluhan pada awalnya untuk mengantaran barang/bantuan untuk keperluan upacara Tiwah (Laluhan Paramu Tiwah) berubah menjadi atraksi budaya dalam mengantar tamu kehormatan (Laluhan Menambang Tamu) pada acara Hari Jadi Kabupaten Kapuas dan Kota Kuala Kapuas. Adapun dari perubahan makna Laluhan awalnya sebagai ungkapan rasa syukur Kepada Tuhan (Hattalla Langit) serta meminta kebaikan kepada tuhan agar roh (orang yang sudah mati) mendapat kebaikan hingga sampai ke surga (Lewu Tatau) kemudian berubah sebagai rasa syukur kepada tuhan dan meminta kebaikan dan keberkahan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk orang yang masih hidup khususnya warga masyarakat Kabupaten Kapuas agar terhindar dari kemalangan, kemiskinan, dan keterbelakangan.

            Berdasarkan penelitian ini, disarankan pemerintah terus mengupayakan berbagai bentuk pelestarian seni dan budaya melalui program pelatihan dengan membentuk pusat pelatihan kebudayaan untuk melahirkan generasi penerus yang cinta seni dan budaya lokal.Untuk masyarakat harus mempertahankan dan tidak melupakan tradisi Laluhan dengan usaha membantuk sebuah lembaga atau pusat pelatihan kebudayaan untuk melahirkan penerus-penerus bangsa yang dapat meneruskan tradisi dan kebudayaan baik budaya tradisional dan yang sudah dimodernisasi.

 

 

 

ABSTRACT

 

Erma Bahar, 2022, Changes in the Laluhan Tradition in the Ngaju Dayak Community in Kapuas Regency. Sarjana’s Thesis Sosiology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Lambung Mangkurat University. Advisor (I) Sigit Ruswinarsih, Advisor (II) Cucu Widaty.

 

Keywords: Laluhan, Tradition, Ngaju Dayak

 

Laluhan is a tradition carried out by the Ngaju Dayak Tribe community who adheres to Kaharingan in Kapuas Regency, now Laluhan for tiwah is never done again in Kapuas Regency, now Laluhan has turned into a tradition into a cultural attraction which is held in a series of Kapuas Regency anniversary events every year. The purpose of this study was to determine the changes in form and meaning contained in the Laluhan tradition before and after the changes that existed in the Ngaju Dayak community in Kapuas Regency,

The method used in this research is qualitative. The technique of determining the source of the data is by purpusive sampling, and the informants in this study amounted to 4 people. Data collection techniques were carried out by observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used in this research is to reduce data, present data, and draw conclusions.

The results of this study found that the past past and present have changed in form and meaning. Laluhan was originally to deliver goods/aid for the purposes of the Tiwah ceremony ( Laluhan Paramu Tiwah ) turned into a cultural attraction in escorting guests of honor ( Laluhan Mining Tamu ) on the anniversary of Kapuas Regency and Kuala Kapuas City. As for the change in the meaning of Laluhan initially as an expression of gratitude to God (Hattalla Langit) and asking God for goodness so that the spirit (of the dead) gets good until it reaches heaven (Lewu Tatau) then it changes as gratitude to God and asks for goodness and mercy. Blessings to God Almighty for those who are still alive, especially the people of Kapuas Regency to avoid misfortune, poverty, and backwardness.

Based on this research, it is recommended that the government continue to seek various forms of art and culture preservation through training programs by establishing a cultural training center to produce future generations who love local arts and culture. The community must maintain and not forget the Laluhan tradition by establishing an institution or cultural training center to give birth to the nation's successors who can carry on the traditions and culture of both traditional and modernized cultures.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI