DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Komunikasi Antar Budaya Masyarakat Suku Banjar Dan Suku Bugis di Pulau Sebuku Kotabaru (Studi pada Desa Belambus dan Desa Sekapung Kabupaten Kotabaru)
PENGARANG:M .SYARIFUDIN
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-10-17


ABSTRAK

M. SYARIFUDIN, D1C115023, 2022, “KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MASYARAKAT SUKU BANJAR DAN SUKU BUGIS DI PULAU SEBUKU KABUPATEN KOTABARU”. Dibimbing oleh Atika dan Astinana Yuliarti

 Keunikan bahasa daerah yang berbeda terlihat pada saat dua bahasa atau lebih yang mana hidup berdampingan disuatu daerah, seperti halnya bahasa yang dipergunakan oleh para nelayan yang berasal dari berbagai daerah. Fenomena tersebut juga tercermin dalam bahasa nelayan yang tinggal diwilayah Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru. Komunikasi ini yang menjadikan latar belakang budaya yang berbeda, tak jarang menimbulkan kesalahapaman dalam proses komunikasinya. Seperti perbedaan budaya dan bahasa yang umumnya menjadi kendala dalam berkomunikasi antar masyarakat. Komunikasi yang terjadi bisa dalam bentuk verbal yakni bahasa dan tutur kata, bisa juga dalam bentuk non verbal seperti gaya tubuh dan symbol keagamaan dan budaya dalam bermasyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui komunikasi antar budaya pada masyarakat suku banjar dan suku bugis serta hambatan dari adaptasi budaya di Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru dalam konteks bermasyarakat dan kehidupan sehari-hari. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan objek penelitian masyarakat di Pulau Sebuku khususnya di Desa Belambus dan Desa Sekapung dimana banyak masyarakat pendatang dari luar Kotabaru.

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terkait interaksi sehari-hari baik bersosial ataupun berkomunikasi, perbedaan budaya yang dialami oleh individu baik dari suku banjar ataupun bugis yaitu sifat dan tingkah lakuyang dimiliki dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial sangat berbeda dengan budaya asalnya. Fase penyesuaian menjadi fase dalamkehidupan sosial individu yang menggambarkan individu harus pintarmenyesuaikan diri serta berinteraksi dan beradaptasi dengan budaya baru serta lingkungan yang jauh berbeda dengan budaya asalnya. Pengalaman komunikasi dapat diketahui dari intensitas komunikasi, dan suasana komunikasi. Bagi para masyarakat pendatang dari Bugis, dalam menjalin komunikasi selain bertatap muka, juga menggunakan sarana komunikasi, seperti telepon, dan maupun menggunakan whatsapp. Komunikasi yang dilakukan penuh dengan suasana keakraban dengan orang lokal yang berbudaya Banjar. hal yang menentukan adalah potensi akulturasi yang terjadi di Desa Belambus dan Desa Sekapung. Komunikasi antar budaya yang dilakukan penuh dengan suasana keakraban dengan orang lokal yang berbudaya Banjar didasari oleh komunikasi yang aktif dengan rasa yang positif dan membangun komunikasi yang harmonis.

Kata kunci: Komunikasi antar Budaya, Pulau Sebuku, Suku Banjar, Suku Bugis, Akulturasi

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI