Hanna Paramita Dewi, 1810611120011; 2022; 71 halaman; Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat. “Uji Organoleptik Madu Herbal Yang Terbuat Dari Madu Kelulut (Heterotrigona itama) Dan Ekstrak Daun Sungkai (Peronema canescens Jack) Menggunakan Pelarut Etanol” yang dibimbing oleh Dr. Ir. Trisnu Satriadi, S.Hut, M.Si dan Siti Hamidah, S.Hut, M.P.

Tingginya harga obat-obatan di Indonesia yang bersifat paten sehingga produk herbal mendapat perhatian dari kalangan masyarakat karena bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan dengan meningkatkan imunitas tubuh seperti madu lebah kelulut dan tumbuhan sungkai. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pengaruh formulasi madu herbal yang terbuat dari madu kelulut dan ekstrak daun sungkai dengan pelarut etanol terhadap hasil uji organoleptik (rasa dan aroma) berdasarkan standar SNI no.6884:2018. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi peluang mengembangkan usaha dan perluasan pasar bagi pembudidaya madu yang belum mengoptimalkan madu hasil budidayanya. Adapun metode yang digunakan yaitu metode analisis sidik ragam dari hasil tabulasi data uji organoleptik madu herbal dan dilakukan uji lanjut dengan uji beda jujur (BNJ).

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan 0,25 g ekstrak daun sungkai dengan 60 ml madu kelulut tidak mempengaruhi rasa madu herbal karena sesuai dengan SNI no.6884:2018 yaitu madu herbal mempunyai rasa khas madu. Sedangkan pada uji aroma, penambahan 0,25 g dan 0,50 g ekstrak daun sungkai dengan 60 ml madu kelulut masih memenuhi SNI no.6884:2018 karena aroma yang ditimbulkan berupa khas madu sehingga tidak mempengaruhi aroma madu herbal. Formulasi madu herbal dengan penambahan 0,75 g ekstrak daun sungkai dengan 60 ml madu kelulut tidak memenuhi standar karena tidak khas madu dengan didominasi rasa pahit dan aroma sungkai yang pekat sehingga mengubah rasa dan aroma dari formulasi madu herbal.