DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Analisis Pendapatan Bersih Petani Kelapa Sawit di Desa Maju Molyo Kecamatan Mantewe Kabupaten Tanah Bumbu
PENGARANG:HENDRIK FAHRUDIN
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-10-26


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan bersih pada petani kelapa sawit dan permasalahan yang yang dihadapi oleh petani kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Maju Mulyo Kecamatan Mantewe Januari 2020 sampai Desember 2020. Metode pengambilan contoh petani kelapa sawit dilakuakan secara porposis dengan itu dengan sengaja memilih petanikelapa sawit yang memiliki tanaman kelapa sawit yang 10 tahun.  jumlah populasi petani 108 petani.  Kemudian dilakuakan pemilihan responden secara acak sederhana dengan dengan jumlah  20 persen petani dari populasi, sehingga jumlah responden  22 petani kelapa sawit. Biaya awal adalah biaya yang diperlukan petani pada saat memulai usahanya dan yang akan dikeluarkan kembali pada saat atau usia ekonomis investasi tersebut telah habis. Diketahui bahwa umur ekonomis tanaman kelapa sawit di Desa Maju Mulyo 25 tahun. Komponen biaya awal pada usahatani kelapa sawit terdiri dari biaya pembersihan lahan, pembuatan lubang, pembelian bibit, pemancangan, pemupukan dan penanaman bibit.Biaya awal pada tahun pertama yang dikeluarkan petani kelapa sawit yaitu sebesar Rp. 13.555.909. Biaya awal pada tahun kedua sebesar Rp. 601.363. Sehingga total biaya awal yang dikeluarkan sebesar  Rp. 14.157.271. Karena umur produktif kelapa sawit adalah 25 tahun maka biaya investasi awal adalah sebesar Rp. 566.290 per tahun. Biaya tetap usahatani meliputi penyusutan alat usahatani dan sewa lahan, Adapun alat yang digunakan adalah parang, dodos, egrek, tojok, gancu dan sprayer (alat semprot). Total biaya penyusutan alat dan sewa lahan sebesar Rp. 3.786.036. Permasalahan utama yang dihadapi oleh para petani diantaranya adalah aspek harga jual tandan buah segar yang naik turun/fluktuatif. Masalah harga komoditas hasil pertanian yang sering tidak stabil (dalam hal ini komoditas kelapa sawit), tentunya sangat merugikan para petani karena harga bahan-bahan produksi seperti pupuk dan obat-obatan pemberantas gulma pada tanaman tanaman kelapa sawit. Sehingga berpengaruh terhadap kenaiakan biaya produksi dan berdampak pada penurunan pendapatan petani kelapa sawit.

Biaya variabel meliputi biaya tidak tetap yaitu pemupukan, obat (pemberantasan gulma tanaman kelapa sawit) dan tenaga kerja. Jenis pupuk yang digunakan petani adalah urea, phonska dan NPK mutiara, sedangkan jenis-jenis obat yang digunakan petani adalah Gramoxone, Roundap dan Indamin. Biaya tenaga kerja meliputi penyemprotan, pemeruningan pelepah, pemupukan dan pemanenan yang semua dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Sehingga biaya variabel total sebesar Rp. 9.535.000,18.Hasil perhitungan biaya total  yang dikeluarkan petani kelapa sawit selama melakukan kegiatan usahatani yang terdiri dari biaya awal tahun, biaya tetap dan biaya variabel pada usaha petani kelapa sawit adapun biaya total yang dikeluakan adalah sebesar Rp. 13.887.326.

                   Produksi rata-rata kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar  yang diperoleh dalam sata tahun adalah 20.704 kg. Rata-rata harga jual tandan buah segar adalah  Rp. 1.493,75/kg, sehingga penerimaan usahatanikelapa sawitadalah sebesar Rp. 30.827.418 per tahun.Harga jual pendapatan bersih rata-rata usahatani kelapa sawit di Desa Maju Mulyo adalah sebesar Rp. 17.236.437 Permasalahan utama yang dihadapi oleh para petani diantaranya adalah aspek harga jual tandan buah segar yang naik turun/fluktuatif. Masalah harga komoditas hasil pertanian yang sering tidak stabil (dalam hal ini komoditas kelapa sawit), tentunya sangat merugikan para petani karena harga bahan-bahan produksi seperti pupuk dan obat-obatan pemberantas gulma pada tanaman tanaman kelapa sawit. Sehingga berpengaruh terhadap kenaiakan biaya produksi dan berdampak pada penurunan pendapatan petani kelapa sawit

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI