DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KEHIDUPAN SOSIAL TRANSMIGRAN JAWA DI WILAYAH KECAMATAN MANTEWE KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 1980-2017
PENGARANG:SHAMDANI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-11-07


Shamdani, 2022, Kehidupan Sosial Transmigran Jawa di Wilayah Kecamatan ManteweKabupaten Tanah BumbuTahun 1980-2017, Pembimbing I, Mansyur, S.Pd, M.Hum dan Pembimbing II, Wisnu Subroto S.S., M.A   

Wilayah Mantewe adalah salah satu wilayah di Kabupaten Tanah Bumbu. Wilayah ini merupakan satu diantara lokasi tujuan transmigrasi lokal yang dibuka tahun 1973.Sejak tahun 1980, wilayah Mantewe dibuka lebih luas untuk pemukiman transmigran dari Jawa.Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dibangunnya : 1) UPT di wilayah Mantewe; 2) interaksi antara transmigran Jawa dengan penduduk setempat; 3) interaksi antar transmigran Jawa dan; 4) menjelaskan adaptasi lingkungan, sosial, dan budaya masyarakat transmigran dan masyarakat setempat di wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu dari tahun 1980-2017.

Penelitian ini dilakukan dengan metode sejarah melalui empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber primer diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan narasumber yang relevan dengan obyek yang diteliti dan sumber sekunder didapatkan dari buku-bukusertaarsip daerah seperti Badan Pusat Statistika Kabupaten Tanah Bumbu. Kemudian dikukan interpretasi terhadap data yang sudah diperoleh. Tahap terakhir yaitu historiografi dengan menuliskan hasil penelitian yang diteliti berbentuk naskah guna menjadi referensi yang akurat. UPT di wilayah Mantewe didirikan pada tahun 1973 dan berubah menjadi desa pada tahun 1980. Interaksi antara masyarakat transmigran Jawa dengan penduduk setempat ditandai dengan adanya kerjasama dalam pembukaan lahan pertanian, akomodasi berupa toleransi diantara umat beragama, dan konflik berupa perebutan batas wilayah. Interaksi antar masyarakat transmigran Jawa ditandai dalam bentuk asosiatif berupa kegiataan kerjasama keagamaan seperti wetonan dari Jawa Tengah, tahlillan dari Jawa Timur dan Kuramasan dari Jawa Barat. Dalam bentuk disasosiatif adalah perbedaan intonasi dalam berkomunikasi. Adaptasi lingkungan berupa kegiatan menanam padi masyarakat transmigran Jawa dan penduduk setempat. Adaptasi sosial berupa kebiasaan mewarung, dan adaptasi budaya berupa pencampuran musik dangdut dan music campur sari.

            Dapat disimpulkan bahwa UPT wilayah Mantewe sekarang menjadi desa. Kemudian terjadilah interaksi masyarakat transmigran Jawa dengan penduduk setempat dengan adanya kerjasama, kegiatatan keagaamaan dan konflik perebutan batas wilayah. Selain itu peradabtasian dalam cara menanam hasil perkebunan, percampuran aliran musik, kegiatan mewarung oleh masyarakat setempat begitupun sebaliknya di wilayah Mantewe tahun 1980-2017.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI