ABSTRAK

Pengelolaan dan pengendalian suatu pencemaran udara sangat dibutuhkan untuk dampak pencemaran udara tidak sangat parah. Industri semen salah satu industri yang menggunakan pemanasan suhu tinggi dalam proses produksi. Perhitungan Neraca massa diperlukan untuk melihat banyaknya bahan yang masuk serta bahan yang keluar dari suatu proses, berdasarkan menggunakan hukum kekekalan massa, ialah besarnya massa yang masuk sama dengan besarnya massa yang keluar. Salah sumber emisi tidak bergerak yaitu cerobong asap. Evaluasi terhadap dimensi cerobong juga dilakukan agar dapat menjadi acuan dalam kecepatan gas buang yang optimal. Hal yang diperhatikan dalam menganalisis suatu kualitas udara menggunakan analisis terhadap model dispersi polutan. Aplikasi yang dapat dilakukan untuk memprediksi sebaran polutan adalah AERMOD. Jumlah keseluruhan massa masuk ke dalam Suspension Preheater adalah 748.682,78 kg/jam. dengan total massa output 157.506,6898 kg/jam dan total massa kehilangan 591.176,09 kg/jam; Berdasarkan perhitungan untuk merencanakan volume dan dimensi cerobong dengan memperhatikan keadaan sekitar titik sumber untuk tinggi cerobong adalah 72 meter dan 65 meter. Dengan kecepatan gas buang berturut-turut adalah 20 m/s dan 21 m/s; Berdasarkan pola sebaran dengan kurun waktu 24 jam diketahui bahwa konsentrasi TSP, SO2, dan NO2 di udara disaat titik penerima pada ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah rata-rata mempunyai konsentrasi maksimum TSP, SO2, dan NO2 berturut-turut sebesar 8,323 μg/m3, 36,171 μg/m3, dan 38,307 μg/m3. Sedangkan perbedaan antara yang disimulasikan dan dalam keadaan dilapangan, lebih baik dengan tinggi cerobong 72 meter agar memaksimalkan sebaran emisi dibandingkan tinggi cerobong 65 meter.

Kata kunci: Emisi, Neraca Massa, Cerobong, dan AERMOD