DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PENGARUH METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK IKAN SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus) KERING DURI LUNAK
PENGARANG:NORHAMISAH
PENERBIT:FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TANGGAL:2018-09-13


Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) adalah salah satu jenis ikan yang tersebar di seluruh perairan rawa Kalimantan Selatan. Ikan sepat rawa merupakan salah satu ikan yang sensitif terhadap kematian. Ikan menjadi bahan yang cepat busuk karena kadar airnya yang tinggi (70-80%) sehingga memicu proses pembusukan oleh mikrobiologi. Aktivitas enzim dan mikrobiologi pembusuk dapat dihambat dengan metode pengawetan. Olahan ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) dengan metode pengawetan sering dijumpai dalam bentuk produk pengeringan. Namun, kelemahan ikan kering adalah adanya duri pada ikan yang dapat mengganggu pada saat dikonsumsi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara melakukan proses presto sebelum dikeringkan. Terlepas dari masalah duri ikan, teknik pengeringan ikan juga menjadi faktor penting penunjang kualitas ikan sepat rawa kering. Pengeringan yang digunakan pada umumnya hanya menggunakan matahari langsung. Namun, kondisi lingkungan yang tak menentu dapat menjadi permasalahan pada produk yang akan dikeringkan. Karena itu, diperlukan beberapa metode pengeringan yang dapat menjadi alternatif untuk mengeringkan ikan sepat rawa kering duri lunak. Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini mengarah pada pengolahan ikan kering duri lunak yang menggabungkan proses presto dan metode pengeringan yang berbeda dengan tujuan mendapatkan metode pengeringan yang tepat berdasarkan karakteritik yang didapatkan.
Tahapan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pengolahan dan proses presto kemudian dikeringkan dengan metode pengeringan yang berbeda yaitu para-para (perlakuan A), pondok plastik (perlakuan B), dan Oven (perlakuan C). selanjutnya dilakukan analisa kimiawi (kadar air, kadar abu dan kadar protein terlarut) dan organoleptik (kenampakan, aroma, tekstur dan rasa). Rancangan pada penelitian ini adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 Kelompok sehingga diperoleh 9 unit sampel.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh perlakuan terbaik yaitu perlakuan C (oven). Hasil uji organoleptik menunjukkan nilai perlakuan C (oven) pada spesifikasi kenampakan 5,70 (suka), aroma sebesar 5,85 (suka), tekstur sebelum digoreng sebesar 6,0 (suka), tekstur sesudah digoreng 6,1 (suka) dan rasa sebesar 6,45 (suka). Berdasarkan hasil uji kimia, nilai perlakuan C (oven) pada kadar air 12,26%, kadar abu 15,82%, kadar protein terlarut sebesar 5,77 mg/100g. Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan C merupakan perlakuan terbaik yang dinilai secara organoleptik dan kimiawi.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI