ABSTRAK
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 6-59 BULAN
(Studi Observasional Analitik di Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan Banjarmasin Tahun 2017)
Rita Ristiana
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Hal tersebut mengakibatkan alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi berkurang dan membuat sel-sel tubuh tidak biasa bekerja. Menurut laporan WHO, sekitar 800.000 hingga 1 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat pneumonia. Di Indonesia, pneumonia juga merupakan urutan kedua penyebab kematian pada balita setelah diare. Pada tahun 2016, kematian pada balita akibat pneumonia di Indonesia adalah sebesar 22,23%. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor apa saja yang berisiko dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Pelambuan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain case controll. Populasi adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pelambuan Kota Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif (p-value=0,0001, OR=5,74), status gizi (p-value=0,0001, OR=6), status pemberian imunisasi (p-value=0,047, OR=2,42), keberadaan perokok (p-value=0,007, OR=3,1) dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pelambuan Banjarmasin. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pelambuan Banjarmasin adalah status pemberian vitamin A (p-value=0,678). Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor risiko berupa pemberian ASI eksklusif, status gizi, status pemberian imunisasi, dan keberadaan perokok berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pelambuan Banjarmasin.
Kata-kata kunci: pneumonia, status ASI ekslusif, status gizi, status imunisasi, pemberian vitamin A, keberadaan perokok didalam rumah.