DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KINERJA PERKEMBANGAN GONAD INDUKAN IKAN PAPUYU (Anabas testudineus Bloch 1792) PADA SALINITAS YANG BERBEDA
PENGARANG:WARDATUL YULIA SISKA
PENERBIT:FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TANGGAL:2018-09-18


WARDATUL YULIA SISKA (G1B114015) Laporan skripsi berjudul “Kinerja Perkembangan Gonad Indukan Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch 1792) Pada Salinitas yang Berbeda” di bawah bimbingan Bapak Dr. Ir. H. Untung Bijaksana, M.P selaku Ketua Pembimbing, Ibu Dr. Ir. Hj. Rukmini, M.P selaku Anggota Pembimbing dan ibu Dr. Hj. Indira Fitriliyani, S.Pi., M.Si selaku Dosen Penguji skripsi.
Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian karena peninjauan perkembangan dilakukan dari berbagai aspek termasuk proses-proses yang terjadi di dalam gonad baik terhadap individu maupun populasi. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh salinitas yang berbeda terhadap kinerja perkembangan gonad ikan papuyu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April-Mei 2018 di Laboratorium Basah dan Laboratorium Iktiologi Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur penelitian meliputi persiapan wadah, persiapan media, persiapan ikan uji, pemeliharaan induk, pengamatan reproduksi, kualitas air. Persiapan wadah menggunakan akuarium berjumlah 12 buah, sebelum pengisian media akuarium di bersihkan dan disenfeksi menggunakan PK (Kalium Permanganat) dengan dosis 2 ppm yang dicampurkan dalam 10 L air. Persiapan media yang digunakan air tawar berasal dari sumur yang disedot menggunakan mesin air, ditampung dalam bak fiber dan larutkan garam curah ke dalam air tawar untuk mendapatkan salinitas yang sesuai dengan perlakuan dengan pengukuran menggunakan alat refraktometer, selanjutnya media dimasukkan ke akuarium dengan ketinggian air 25 cm. Persiapan ikan uji yang digunakan induk papuyu betina dengan jumlah 120 induk dari yang diseleksi. Pemeliharaan induk selama penelitian 30 hari dengan pemberian pakan komersial LP 1 dua kali sehari pagi jam 08:00 dan sore 17:00 dengan dosis 3% dari bobot ikan, selama pemeliharaan 3 hari sekali akuarium disifon sebanyak 5% dari total air, kemudian isi kembali media akuarium dengan ketinggian seperti semula 25 cm. Pengamatan reproduksi yaitu bobot dan panjang ikan, hemoglobin, hati, gonad, tingkat kematangan gonad, diameter telur, fekunditas. Kualitas air yang dianalisis yaitu suhu, DO (Oksigen terlarut), amoniak. Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) yaitu dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A = Media salinitas 5 ppt, perlakuan B : Media salinitas 10 ppt, perlakuan C : Media salinitas 15 ppt, perlakuan K : Kontrol (Media air tawar).
Hasil penelitian menunjukkan bobot dan panjang induk selama 30 hari dalam salinitas secara berturut-turut adalah K (7,87 g), B (3,13 g), A (2,47 g), C (-3, 53 g) dan B (0,73 cm), A (-0,47 cm), C (-0,90 cm), K (-1,03 cm), pertambahan ukuran antar induk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ada faktor
ii
luar dan faktor dalam. Faktor dalam sulit untuk dikontrol seperti keturunan, umur, tercapainya kematangan gonad, dan faktor luar mudah untuk dikontrol seperti pakan, salinitas, suhu. Kemampuan mengikat oksigen dalam darah tergantung pada jumlah hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. Rendahnya kadar hemoglobin menyebabkan laju metabolisme menurun dan energi yang dihasilkan menjadi rendah. Untuk ikan eurihalin memiliki kemampuan yang cepat menyeimbangkan tekanan osmotik dalam tubuhnya dengan media (isoosmotik), namun karena kondisi lingkungan perairan tidak selalu tetap, maka proses osmoregulasi seperti halnya pada kedua jenis ikan di atas tetap terjadi, seperti dalam penelitian ini awal penebran induk mengalami tingkat stres tinggi namun setelah beradaptasi hemoglobin kembali dalam kisaran normal. Nilai Indeks Hepato Somatik (IHS) berbanding terbalik dengan nilai Indeks Gonad Somatik (IGS) bahwa organ hati dapat dilihat perubahan kandungan energinya, dimana kadar energi hati cenderung naik pada awal kematangan gonad pertama hingga ketiga, selanjutnya mengalami penurunan hingga tingkat kematangan gonad akhir (TKG V), penelitian menghasilkan IHS B (1,88%), C (1,19%), A (1,97%), K (1,97%) dan IGS B (6,95%), A (5,09%), C (4,35%), K (3,47%). Diameter telur semua perlakuan berkisar antara 0,68 mm - 0,93 mm yaitu telur induk papuyu hampir masak terletak bebas di dalam lumen ovarium yang tergolong tingkatan perkembangan telur tipe C. Diameter telur mengalami pertambahan karena berhubungan dengan nilai IGS dan IHS bahwa telur yang ada di gonad akan semakin besar karena adanya pembentukan kuning telur begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat kematangan gonad ikan maka diameter telur akan semakin kecil. Besar kecilnya nilai jumlah telur (fekunditas) dipengaruhi oleh makanan, lingkungan, ukuran ikan dan juga diameter telur, nilai fekunditas semua perlakuan berkisar antara 4000-11.600 butir. Hampir semua parameter yang diamati tidak berpengaruh terhadap kinerja perkembangan gonad induk ikan papuyu.
Kata kunci : Induk papuyu, salinitas, gonad

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI