DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PILIHAN BAHASA MASYARAKAT MULTILINGUAL DI KOTA SAMPIT
PENGARANG:TRISNAWATI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-12-11


Bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling berkaitan. Masyarakat Kota Sampit umumnya mampu menggunakan dua bahasa atau lebih (multilingual). Seiring dengan kebutuhan masyarakat, para penutur di kota Sampit mau tidak mau harus berkomunikasi dengan pengguna bahasa lain. Hal itu menyebabkan terjadinya pilihan bahasa dalam aktivitas sehari-hari. Masalah pilihan bahasa menarik untuk diteliti karena tidak hanya berkaitan dengan masalah kebahasaan saja, melainkan berhubungan pula dengan aspek sosial budaya suatu masyarakat. Pilihan bahasa di Kota Sampit perlu untuk dikaji, selain dapat menyebabkan pergeseran suatu bahasa, pilihan bahasa juga terbukti menjadi mekanisme untuk membangun identitas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud pilihan bahasa masyarakat multilingual di Kota Sampit pada ranah keluarga, kekariban, agama, pendidikan, dan lapangan kerja, dan  faktor yang memengaruhi pilihan bahasa masyarakat multilingual di Kota Sampit.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif  digunakan untuk mendeskripsikan wujud pilihan bahasa pada masyarakat multilingual di Kota Sampit dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan suatu bahasa dipilih di ranah keluarga, kekariban, agama, pendidikan dan lapangan kerja. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga acara yaitu, kuisioner, observasi, dan wawancara. Selanjutnya, data dianalisis dengan tiga tahap, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) menyimpulkan. Penelitian ini dilakukan di Kota Sampit.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat berbagai bahasa yang hidup berdampingan di tengah masyarakat multilingual di kota Sampit. Di antaranya adalah bahasa Indonesia, bahasa Dayak, bahasa Banjar, bahasa Jawa, bahasa madura, bahasa Bima, bahasa Batak, dan Serawai. Selain bahasa Indonesia, bahasa yang dianggap memiliki prestise tertinggi adalah bahasa Banjar, sehingga sering dipilih dalam komunikasi. Masyarakat multilingual di kota Sampit mampu menggunakan bahasa dengan tujuan komunikasi atau poliglosia, dan mampu membedakan ragam tinggi dan ragam rendah atau diglosia. Pilihan bahasa yang dilakukan oleh masyarakat multilingual di kota Sampit dipengaruhi oleh faktor orang (partisipan), topik dan situasi.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI