Abstrak
Perkembangan teknologi mengakhibatkan pergeseran perilaku masyarakat,
khususnya anak-anak yang menjadi pasif dan tidak peduli lingkungan, keluarga, dan
masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan yang mengajarkan anak untuk pasif
dalam proses pengajaran dan berfokus pada prestasi akademik. Padahal, anak memiliki
jenis kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan inovasi dalam bidang
pendidikan fundamental yaitu TK (Taman Kanak-Kanak) yang menawarkan banyak
pengalaman dan pelajaran yaitu sekolah berbasis alam. Alam berupa lahan basah adalah
guru yang ideal untuk pendidikan masa kini dan mendatang di Banjarmasin.
Melalui Metode Sense of Place, wadah belajar berkonsep Sekolah Lahan Basah
(Wetland School) dirancang dengan memperhatikan aktivitas, setting fisik, dan makna dari
sebuah ruang. Hal ini bertujuan agar muncul ikatan emosional anak terhadap alam, dalam
hal ini lahan basah, sehingga muncul sikap-sikap kepedulian terhadap lingkungan,
keluarga, dan masyarakat.
Sekolah Alam, dalam hal ini lahan basah, menerapkan elemen-elemen khas lahan
basah pada rancangan. Elemen-elemen yang dimaksud berupa vegetasi, titian, dan ruang.
Elemen-elemen ini memberikan nuansa atau rasa ruang khas lahan basah Banjarmasin
yang mampu mengedukasi penggunanya dengan cara membagikan pengalaman ruang
yang menarik berupa pembagian zona darat dan zona lahan basah pada rancangan.
Kata Kunci: Sekolah Alam, Lahan Basah, Rasa Ruang, Vegetasi, Titian.