DIGITAL LIBRARY



JUDUL:APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN ARANG SEKAM PADI UNTUK MENINGKATKAN KEBERHASILAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG
PENGARANG:EFENDI EKO MULYONO
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-12-20


Reklamasi lahan bekas tambang merupakan salah satu tahapan kegiatan pertambangan bertujuan untuk menata, memulihkan, serta memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Reklamasi lahan bekas tambang dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk pemanfaatan, salah satunya adalah revegetasi. Reklamasi dalam bentuk revegetasi dinilai berhasil apabila terbentuk lahan yang stabil, terdapat zona perakaran yang subur, serta terdapat tanaman yang sehat dan tumbuh dengan baik. Kriteria penilaian reklamasi dalamKeputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827 Tahun 2018 serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.60 Tahun 2009 memberikan bobot penilaian sekitar 50%-60% terhadap aspek yang berhubungan dengan ketersediaan tanah yang subur dan pertumbuhan tanaman. Kualitas tanah dan tanaman reklamasi memiliki hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Tanaman memerlukan tanah subur untuk hidup dan berkembang, di sisi lain tanaman akan menjadi sumber bahan organik dan membentuk iklim mikro yang mendukung perkembangan kualitas tanah.

Reklamasi terbukti mampu meningkatkan  kualitas tanah zona perakaran yang berasal dari tanah masam ordo Ultisol dengan kandungan Fe2O3 dan Al2O3 yang tinggi, kandungan hara yang rendah, serta peka terhadap erosi. Perubahan kualitas tanah dapat diketahui dari perkembangan sifat tanah yang direpresentasikan oleh indeks kualitas tanah atau Soil Quality Index (SQI) berdasarkan konsep chrono-sequence. Nilai SQI reklamasi berumur 15 tahun (0,53) berbeda nyata dengan reklamasi berumur tiga tahun (0,43) serta tidak berbeda nyata dengan hutan referensi (0,58). Reklamasi mampu meningkatkan sifat-sifat tanah. Parameter N-total, pH, dan Mn larut pada reklamasi berumur 15 tahun tidak berbeda nyata dengan hutan referensi.

Amendemen tanah dengan bahan organik mampu meningkatkan kualitas tanah dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Kompos TKSS dan arang sekam padi merupakan bahan organik yang paling sesuai sebagai bahan amendemen tanah dibanding bahan organik lainnya. Pemilihan kompos TKKS dan arang sekam padi sebagai bahan amendemen tanah bekas tambang berdasarkan pertimbangan atas faktor ketersediaan, biaya, kemudahan aplikasi serta efek samping. Kriteria ketersediaan dan keandalan merupakan pertimbangan utama dengan bobot prioritas 0,372 dan 0,241. Kompos TKKS mempunyai nilai prioritas global terbesar yaitu 36,3%, disusul oleh arang sekam padi dengan nilai 24,4%.

Aplikasi kompos TKKS dan arang sekam padi terbukti meningkatkan kualitas tanah bekas tambang yang ditandai oleh perbaikan sifat tanah. Pengaruh utama kompos TKKS berbeda nyata terhadap perbaikan sifat-sifat tanah seperti bulk density (dosis 50 kg), kadar air-kapasitas lapang (dosis 25 kg), C-organik (dosis 50 kg), N-NO3 (dosis 50 kg), P-tersedia (dosis 50 kg), dan K-dd (dosis 25 kg). Kompos TKKS dan arang sekam padi masing-masing berpengaruh nyata terhadap perbaikan porositas tanah (dosis kompos 25 kg dan dosis arang 15 kg), N-total (dosis kompos 50 kg dan dosis arang 15 kg), dan C-mikroba (dosis kompos 50 kg dan dosis arang 7,5 kg). Tidak terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara kompos TKKS dan arang sekam padi pada amendemen tanah bekas tambang. Pengaruh utama arang sekam padi berbeda nyata terhadap penurunan kelarutan Fe (dosis 15 kg), Mn (dosis 7,5 kg), Al (dosis 7,5 kg), dan H-dd (dosis 7,5 kg).

Aplikasi kompos TKKS dan arang sekam padi terbukti meningkatkan pertumbuhan tanaman sengon buto (Enterolobium cyclocarpum)  yang termasuk jenis fast growing. Penambahan bahan organik pada tanah bekas tambang menjadikan tanaman tidak hanya “sekedar bertahan hidup” namun sehat dan tumbuh dengan baik. Pengaruh utama kompos TKKS berbeda nyata terhadap pertumbuhan diameter batang (dosis 50 kg) dan tinggi tanaman (dosis 50 kg) Enterolobium cyclocarpum.

Aplikasi kompos TKKS dan arang sekam padi akan meningkatkan kualitas tanah melalui tiga proses remediasi yaitu memperbaiki struktur fisik tanah, menambah pasokan nutrisi tanah, serta menurunkan ketersediaan unsur berpotensi bahaya. Peran arang sekam padi dalam meningkatkan kualitas tanah lebih dominan dalam memperbaiki sifat fisik tanah dan menurunkan kelarutan logam beracun dibanding sebagai pemasok unsur hara. Kompos TKKS lebih berperan sebagai agen pembawa unsur hara bersifat mudah terdekomposisi sehingga mampu mendukung pertumbuhan dalam waktu yang lebih singkat, namun akan hilang pengaruhnya setelah semua bahan organik habis terdekomposisi. Pertumbuhan tanaman fast growing diperlukan untuk membentuk iklim mikro, sedangkan stabilitas kualitas tanah diperlukan untuk menjamin kesehatan dan pertumbuhan tanaman secara berkelanjutan. 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI