DIGITAL LIBRARY



JUDUL:MANIPULASI KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PEMIJAHAN ALAMI IKAN PAPUYU (Anabas testudineus)
PENGARANG:Muhammad Berkatullah Amin
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2022-12-26


 

Abstrak

Kegiatan pembesaran ikan papuyu terkendala dengan benih yang tersedia, karena produksinya yang tidak mencukupi. Salah satu faktor budidaya perairan yang belum diketahui adalah ketinggian air yang terbaik yang dapat digunakan dalam kegiatan pemijahan ikan papuyu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh manipulasi ketinggian air terhadap hasil pemijahan ikan papuyu  yang dilakukan secara alamiah.  Penelitian menggunakan 3 perlakuan, yakni ketinggian air 40 cm, 50 cm, dan 60 cm serta masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali, sedangkan parameter yang diamati meliputi fekunditas, diameter telur, derajat pembuahan, derajat penetasan, survival rate, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fekunditas, diameter telur, derajat pembuahan, derajat penetasan  tertinggi diperoleh pada  perlakuan B masing-masing 26419,50 butir, 0,63 mm,  59,50%,  dan 41,25%, sedangkan survival rate tertinggi diperoleh  pada perlakuan A, yakni 71,00%. Kualitas air selama penelitian masih berada pada batas toleransi yang menunjang pemijahan ikan papuyu  yaitu suhu  antara 25,2 – 26,20C, pH antara 7,05 – 7,34, dan DO antara 3,77 – 4,21 mg/L. Berdasarkan analisis keragaman (ANOVA) menunjukan bahwa Fhitung < Ftabel  dinyatakan tidak berbeda nyata antara semua perlakuan yang diberikan (terima H0) dan hasil uji regresi menunjukkan bahwa ketinggian air 45 cm adalah optimal untuk pemijahan ikan papuyu secara alamiah.

 

Kata Kunci: Ikan papuyu, ketinggian air, pemijahan.

 

Abstract

Climbing perch enlargement activities are constrained by available fry, due to insufficient production. One of the unknown aquaculture factors is the best water level that can be used in spawning activities for climbing perch. The purpose of the study was to determine the effect of water level manipulation on the spawning results of climbing perch carried out naturally. The study used 3 treatments, namely water levels of 40 cm, 50 cm, and 60 cm and each treatment was repeated 4 times, while the parameters observed included fecundity, egg diameter, fertilization rete, hatching rate, survival rate, and water quality. The results showed that fecundity, egg diameter, fertilization rate, the highest hatching rate were obtained at treatment B of 26419.50 eggs, 0.63 mm, 59.50%, and 41.25%, respectively, while the highest survival rate was obtained in treatment A, which was 71.00%. Water quality during the study was still at the tolerance limit that supports the spawning of climbing perch, namely temperatures between 25.2 – 26.2oC, pH between 7.05 – 7.34, and DO between 3.77 – 4.21 mg / L. Based on diversity analysis (ANOVA) it shows that Fhitung < Ftabel is stated to be no real difference between all treatments given (receive H0) and the results of regression tests show that a water level of 45 cm is optimal for natural spawning of climbing perch.

 

 

Keywords: Climbing perch, water level, spawning.

 

 

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI