DIGITAL LIBRARY



JUDUL:STRATEGI MARKETING POLITIK PARTAI AMANAT NASIONAL PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2019 DI KOTA BANJARMASIN
PENGARANG:HASANAH
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-01-06


HASANAH, 1610413320017: “Strategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2019 Di Kota Banjarmasin”. Di bawah bimbingan Siti Hamidah (pembimbing I).

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahuiStrategi Marketing Politik Partai Amanat Nasional Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2019 di Kota Banjarmasin. Metode penelitianini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di Kota Banjarmasin DPD Partai Amanat Nasional.

Skripsi menggunakan teori Niffengger 4P dan Adman Nursal 3P, memfokuskan bahasan marketing politik yang mengantarkan Partai Amanat Nasional sebagai pemenang pemilu tahun 2019. Marketing politik diartikan sebagai sebuah cara mengemas produk dengan tepat dan memasarkannya dengan terukur. Intensitas dari penggunaan marketing politik oleh Partai Amanat Nasional terlihat dari cara penyampaian produk dan pesan politik yang dijalankan melalui berbagai macam strategi, mulai dari: Product yang ditawarkan oleh Partai Amanat Nasional berupa bantuan beras 3kg, santunan kematian, santunan bencana alam, Promotionmenggunakan media massa dan media sosial, Price Partai Amanat Nasional mengeluarkan dana kurang lebih 2 Milyar untuk pemilu 2019, Place bertatap muka antara kandidat dan masyarakat secara langsung, untuk Push political marketing (place) dan Pull political marketing (promotion) sama saja diartikannya dan Pass political marketing hanya mengandalkan tokoh atau influencer nya untuk bahan promosi partai tokoh  H. Muhiddin

Berdasarkan hasil Penelitian dapat di tarik kesimpulan adalah Niffengger 4P dan Adman Nursal 3Pmasih mempunyai beberapa kekurangan yang mana merangkum kekurangan dari beberapa point yaitu: lebih berorientasi pada kader dan internal partai sehingga tidak mempertimbangkan perilaku masyarakat (pemilih), menganggap masyarakat (pemilih) sebagai pihak yang pasif dan tidak memungkinkan untuk melakukan interaksi dengan kader atau parpol, tidak membahas terkait hubungan dengan masyarakat dan kader yang terpilih di berbagai acara yang kadang tidak ada sangkut-pautnya dengan kampanye. Kekurangan 3P untuk push marketing (place) dan pull marketing (promotion) sama saja diartikannya sedangkan pass marketing hanya mengandalkan tokoh atau influencer nya untuk promosi partai.Saran untuk peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan kajian strategi marketing politik yaitu: teori harus dipahami agar teori sejalan dengan di lapangan, memilih pendekatan kualitatif atau kuantitatif, jarak antara penelitian dan kejadian di lapangan jangan terlalu jauh waktunya.

 

Kata Kunci: Strategi Marketing, Pemilu, PAN Kota Banjarmasin

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI