Industri pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan dapat menyebabkan pencemaran limbah logam berat di lingkungan perairan jika tidak dikelola dengan bijak. Kobalt dan merkuri merupakan logam berat yang dapat menyebabkan gangguan homeostasis glukosa yang berujung pada diabetes melitus. Toksisitas kobalt dan merkuri terjadi akibat interaksi dengan protein yang berkaitan dengan terjadinya diabetes melitus yaitu reseptor insulin, PPARγ, protein kinase b dan c-reactive protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi logam berat kobalt dan merkuri terhadap reseptor insulin, PPARγ, protein kinase b dan c-reactive protein dengan PDB ID: 2HR7, 1PRG, 3E87, 1GNH yang diambil dari Protein Data Bank serta menggunakan website molecular docking MIB2: Metal Ion-Binding site prediction and modeling server. Hasil docking divisualisasikan menggunakan aplikasi Chimera ver 1.16. Berdasarkan hasil docking didapatkan interaksi antara kobalt dan merkuri dengan reseptor insulin, PPARγ, protein kinase b dan c-reactive protein. Kobalt berpotensi paling tinggi berikatan dengan reseptor insulin. Sedangkan merkuri berpotensi paling tinggi berikatan dengan protein kinase b. Merkuri berikatan lebih kuat terhadap reseptor insulin, PPARγ, protein kinase b dan c-reactive protein dibandingkan dengan kobalt. Interaksi ini menyebabkan perubahan konformasi protein yang berpotensi menginaktivasi fungsi protein.

Kata-kata kunci: kobalt, merkuri, diabetes melitus