Tanaman kamalaka (Phyllanthus emblica) termasuk ke dalam tanaman yang
tahan api dan merupakan tumbuhan pionir atau tumbuh pertama setelah terjadi
kebakaran hutan. Tanaman ini memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Tujuan dari
penelitian adalah untuk menganalisa keberadaan senyawa fitokimia dari tanaman
kamalaka berdasarkan perbedaan ketinggian tempat tumbuh. Penelitian ini
dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu pada daerah tempat tumbuh tinggi adalah
Mandiangin, tempat tumbuh sedang adalah Pelaihari dan tempat tumbuh rendah
adalah Landasan Ulin. Metode yang digunakan dengan cara melakukan
pengamatan (observasi) dan pengambilan sampel di lapangan serta
mengidentifikasi keberadaan senyawa fitokimia, yaitu alkaloid dan flavonoid
melalui uji lab dengan metode Harborne. Hasil penelitian menunjukkan pada uji
alkaloid dengan pereaksi Mayer tidak terdeteksi atau diperoleh hasil negatif,
sedangkan pada pereaksi Wagner dan Dragendorff keberadaan alkaloid terlihat
bervariasi yang menunjukkan hasil positif mulai dari positif lemah (+), positif
sedang (++) dan positif kuat (+++). Pengujian flavonoid yang dilakukan pada
penelitian ini juga diperoleh hasil positif yang bervariasi, mulai dari positif lemah
(+), positif sedang (++) dan positif kuat (+++). Pengaruh karakteristik tempat
tumbuh terhadap keberadaan alkaloid dan flavonoid pada masing-masing lokasi
berbeda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakteristik tempat tumbuh seperti
intensitas cahaya, suhu dan kelembaban, diameter pohon, tinggi tempat serta jenis
tanah dominan. Daerah tempat tumbuh tinggi dan tempat tumbuh sedang,
keberadaan senyawa alkaloid lemah dan flavonoid kuat, sedangkan pada daerah
tempat tumbuh rendah keberadaan alkaloid kuat dan flavonoid lemah.
Kata kunci: Kamalaka, Alkaloid, Flavonoid dan Ketinggian Tempat Tumbuh