Perilaku altruisme merupakan bagian penting dari proses
kemanusiaan guna meningkatkan kesejahteraan diri dan orang lain.
Pemberdayaan diri diartikan sebagai kemampuan individu mengendalikan
dan mempengaruhi keputusannya untuk bertahan dengan keputusannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
pemberdayaan diri dengan perilaku altruisme. Hipotesis yang diajukan
adalah ada hubungan positif antara pemberdayaan diri dengan perilaku
altruisme pada anggota Komunitas 1000 Guru Kalimantan Selatan. Semakin
tinggi pemberdayaan diri maka semakin tinggi perilaku altruisme. Populasi
pada penelitian ini adalah anggota Komunitas 1000 Guru Kalimantan
Selatan yang berjumlah 150 orang dan sampel yang berjumlah 60 orang
Metode yang digunakan adalah metode penelitian gabungan kuantitatifkualitatif,
dengan teknik random sampling dan teknik wawancara tak
berstruktur. Penelitian ini menggunakan skala pengukuran skala likert terdiri
dari skala pemberdayaan diri dan skala perilaku altruisme. Analisis data
menggunakan model Miles-Huberman dan teknik korelasi product moment
dari Karl. Berdasarkan uji normalitas pemberdayaan diri sebesar 0,75
dengan taraf signifikans 0,2 dan perilaku altruisme sebesar 0,65 dengan taraf
signifikansi 0,2 yang artinya normal. Hasil uji linearitas diperoleh sebesar
0,000 (<0,05) yang berarti antara pemberdayaan diri dengan perilaku
altruisme memiliki hubungan yang linear. Hasil uji korelasi pemberdayaan
diri dengan perilaku altruisme sebesar 0,876, nilai ini menunjukkan
hubungan korelasi yang sangat kuat dan menunjukkan bahwa hipotesis
dapat diterima Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemberdayaan diri sangat penting dimiliki oleh individu
agar perilaku altruisme dapat bertahan pada diri individu.
Kata Kunci: Pemberdayaan diri, 1000 Guru, Kalimatan Selatan