Masalah yang umum terjadi ketika suatu konstruksi dibangun di atas tanah lunak adalah rendahnya daya dukung tanah dan besarnya penurunan yang terjadi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya dukung tersebut adalah menggunakan geotekstil. Untuk mengetahui performa geotekstil, umumnya dilakukan langsung dengan timbunan skala penuh atau satu banding satu di lapangan. Data-data lapangan tersebut kemudian dianalisis dengan bantuan finite element method (FEM) untuk mendapatkan parameter-parameter FEM dan analisis lebih lanjut dengan bantuan komputer.Penelitian ini bertujuan melakukan analisis data hasil penelitian yang dilakukandengan metode numerik menggunakan model yang sesuai untuk tanah lunak yaitu soft soil model. Uraian yang akan dianalisis yaitu deformasi timbunan.

Rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah mengumpulkan data sekunder seperti model timbunan, penurunan, dan deformasi horisontal. Kemudian menentukan parameter-parameter tanah yang akan digunakan dalam pemodelan soft soil. Dari hasil parameter yang telah didapat maka akan dilakukan pemodelan menggunakan PLAXIS 2D dengan melakukan proses running pada PLAXIS 2D untuk menghitung deformasi. Dari hasil proses running ini didapat hasil akhir yaitu melakukan komparasi hasil uji lapangan dan analisis numerik.

Berdasarkan kurva pada perpindahan vertikal hasil dilapangan, penurunan yang terjadi semakin bertambah dengan bertambahnya beban timbunan. Meskipun menghasilkan penurunan akhir yang hampir sama, model soft soil lebih mendekati penurunan di lapangan disepanjang waktu proses penurunan dibandingkan dengan model Mohr Coulomb. Selain itu meskipun berbeda besarnya, perpindahan horisontal di bawah geotekstil terlihat menghasilkan perilaku yang sama antara hasil numerik dan pengamatan di lapangan. Sedangkan di atas geotekstil, pergerakannya terlihat jauh berbeda yang mungkin disebabkan terkekangnya pipa inclinometer pada geotekstil.

Kata kunci: Timbunan ; Deformasi ; Soft soil model.