DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI KARET DENGAN ADITIF TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI TEKNOLOGI PEMBRIKETAN
PENGARANG:Randi Nasarudin
PENERBIT:FAKULTAS TEKNIK
TANGGAL:2018-10-01


Karet alam merupakan satu diantara komoditas utama sektor perkebunan. Menurut data
BPS pada tahun 2015 areal tanaman karet di Indonesia 3,62 juta hektar, Provinsi Kalimantan
Selatan memiliki luas lahan 190 ribu hektar dengan 162,5 ribu ton hasil produksi tanaman
karet. Tanaman karet yang berumur 10 tahun atau lebih dapat menghasilkan 1500 buah/pohon.
Setiap pohon diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 5000 butir biji/tahun/ha dengan jumlah
biji 200 biji/kg. Cangkang biji karet adalah satu diantara komponen yang tidak banyak
digunakan bahkan dibuang begitu saja ketika masa tanaman karet berbuah tiba. Tentu dengan
luasnya lahan perkebunan karet akan menghasilkan banyak limbah biji karet pula. Melihat
banyaknya biji karet yang dapat dihasilkan dari satu batang biji karet, menyebabkan cangkang
biji karet dapat menjadi satu diantara potensi biomassa yang dapat menghasilkan energi. Tentu
dapat menjadi kemudahan tersendiri dalam mengatasi meningkatnya krisis energi.
Biomassa yaitu dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang
hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi
industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk
digunakan sebagai biofuel, tetapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang
digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah
terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi
organik yang telah tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau
minyak bumi.
Dari hasil penelitian, perbandingan keenam sampel briket/biomassa dapat diketahui
bahwa briket dengan campuran terbaik adalah briket dengan kode sampel B1 dengan nilai
kadar air sebesar 5,10432%, kadar abu 14,8604%, kadar volatile matter 12,8002%, nilai karbon
66,8225% dan nilai kalor 6576,592501 kal/gr. Namun secara keseluruhan briket tersebut belum
memenuhi standar SNI 01-6235-2000 tentang mutu briket arang kayu. Dikarenakan kadar abu
briket tersebut melebihi batas maksimal yang telah ditentukan yaitu maksimal sebesar 8%.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI