DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PEMASARAN INDUSTRI KERIPIK TEMPE (Studi Kasus Keripik Tempe Sagu Cap ASA di Kota Banjarbaru)
PENGARANG:ELIANINGSIH
PENERBIT:FAKULTAS PERTANIAN
TANGGAL:2018-10-03


RINGKASAN
ELIANINGSIH. Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Industri
Keripik Tempe (Studi Kasus Keripik Tempe Sagu Cap ASA di Kota Banjarbaru)
dibawah bimbingan Hj. Kamiliah Wilda dan Emy Rahmawati.
Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai tambah yang didapat, strategi
pemasaran dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
Penelitian ini dilaksanakan di tempat pengolahan kripik tempe sagu di Jl. Pondok
Bambu Komplek Green Tasbih Blok B No. 4 Kota Banjarbaru dan di tempat
pengolahan tempe rizky di Jl. Kebun Karet Kota Banjarbaru. Waktu penelitian
dimulai pada bulan Maret 2018 sampai Mei 2018. Untuk menghitung nilai
tambah digunakan rumus Nilai Tambah = Nilai Output - Nilai Bahan Baku - Nilai
Input Lainnya. Untuk membuat strategi pemasaran digunakan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian nilai tambah yang didapat dari kedelai
menjadi tempe sebesar Rp. 3.296/kg. Sedangkan nilai tambah yang dihasilkan
usaha industri keripik tempe sebesar Rp. 44.665/kg. Strategi pemasaran yang
harus dilakukan usaha industri di daerah penelitian adalah Strategi Diversifikasi
yang lebih fokus pada strategi ST (strength- threaths) yaitu menciptakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST (Strengththreaths)
:
? Meningkatkan produksi keripik tempe dengan mempertahankan kualitas
bahan baku yang sudah ada.
? Mempertahankan kualitas dan merek produk dengan harga yang terjangkau.
? Mempertahankan pelanggan dengan melalukan pelayanan yang baik supaya
produk dapat terus laku di pasaran.
Masalah yang dihadapi oleh usaha industri kripik tempe yaitu pemilik yang belum
fokus pada usaha, usaha ini hanya sebagai usaha sampingan.
Untuk memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi dan keuntungan
diharapkan pengusaha lebih meningkatkan pengolahan dengan memperhatikan
biaya produksi terutama pada bahan baku, serta menambah variasi rasa.
Faktor kekuatan yang terbesar pemasaran ini adalah sudah memiliki
pelanggan tetap sehingga di sarankan harus bisa mempertahankan pelanggan yang
sudah ada dan kalau bisa menambah pelanggan lagi dengan cara memberi
pelayanan yang lebih baik.
Faktor kelemahan yang terbesar adalah hasil produksi yang tidak stabil
dikarenakan pemilik belum fokus pada usaha, usaha ini hanya sebagai usaha
sampingan, oleh sebab itu disarankan untuk lebih fokus pada usaha dengan
memaksimalkan produksinya sehingga bisa mengatasi adanya ancaman terbesar
yaitu ketersediaan barang pengganti yang lebih banyak.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI