DIGITAL LIBRARY



JUDUL:TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DI PT BORNEO INDOBARA LOKASI DESA ARTAIN KECAMATAN ARANIO KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PENGARANG:YUSUF YULIADI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-02-03


YUSUF YULIADI. 2022. Tingkat Keberhasilan Kegiatan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Di PT. Borneo Indobara Lokasi Desa Artain Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimanta Selatan. Dibimbing oleh: (1) Dr. Yusanto Nugroho, S.Hut., M.P, (2) Dr. Drs. H. Suyanto, M.P, (3) Dr. H. Kissinger, S.Hut., M.Si.

 

PT Borneo Indobara sebagai pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan serta memiliki kewajiban sebagai pelaksana kegiatan rehabilitasi. Rehabilitasi pada lahan kritis di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi berbagai macam efek buruk dari gedradasi hutan. Pengelolaan DAS adalah rangkaian upaya yang dilakukan oleh manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam DAS secara rasional guna memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup.

Tujuan dari penelitian ini Menganalisa keberhasilan kegiatan dengan melihat persentasi tumbuh tanaman rehabilitasi DAS di lokasi PT. Borneo Indobara Desa Artain, Mengevaluasi implementasi kesesuaian kegiatan di lapangan dengan rancangan teknis pada faktor pertumbuhan tanaman, Menganalisis jenis tanaman dengan persyaratan tumbuh tanaman, dan Membuat rekomendasi dalam kegiatan rancangan teknis pada faktor pertumbuhan tanaman.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sensus pertumbuhan tanaman untuk evaluasi persentase tumbuh tanaman, Systematic Sampling with Random Start untuk evaluasi tanaman dan USLE untuk mengetahui laju erosi.. Tempat penelitian dilakukan di Desa Artai, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.

Hasil rata-rata pertumbuhan (tinggi dan diameter) tanaman pada unit lahan 45 tinggi 0,67 dan diameter 0,625, unit lahan 33 tinggi 0,53 dan diameter 0,475, unit lahan 52 tinggi 0,57 dan diameter 0,505. Hasil persentase hidup pada unit lahan 45 sebesar 65,56%, unit lahan 33 sebesar 64,17%, unit lahan 52 sebesar 66,36%. Berdasarkan analisis kesesuaian lahan menunjukkan bahwa kesesuaian lahan actual N2 dengan faktor pembatas utamanya ialah solum tanah dan terrain, sedangkan untuk kesesuain lahan potensial ialah S3 dengan faktor pembatas pada perbaikan solum tanah, terrain serta potensi erosi tanah. Kesimpulan yaitu: (1) Berdasarkan analisis persen hidup tanaman menunjukkan bahwa persen hidup rata-rata tanaman masih dibawah 65%, hal ini berarti bahwa tanaman rehabilitasi DAS yang dipilih perlu dilakukan evaluasi, karena kecepatan pertumbuhan dan persen hidup tanaman tidak menunjukkan performa yang optimal. Jenis tanaman yang digunakan untuk tanaman reklamasi belum memperhatikan apakah jenis tersebut termasuk jenis pioneer  dengan sifat jenis toleran ataupun intoleran, sehingga kegagalan tanaman rehablitasi DAS tergolong cukup tinggi. 2. Melihat kondisi lapangan dari aspek kesesuaian lahan dengan faktor pembatas utama dari kegita unit lahan sebernya memberikan indikasi bahwa untuk lahan-lahan marginal seperti di area rehabilitasi DAS ini lebih ditekankan menggunakan jenis-jenis pioneer seperti tanaman-tanaman kehutanan yang relative beradaptasi pada solum yang tipis, misalnya sengon laut, mahoni, johar, trembesi dll.untuk kawasan hutan produksi terbatas. 3. Model rekomendasi tanaman diajukan untuk perbaikan tanaman reklamasi mulai dari rancangan teknis, hingga aplikasi dilapangan agar tanaman reklamasi bisa menunjukkan keberhasilan tanaman yang tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI