DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PENGGUNAAN SUBSTRAT YANG BERBEDA UNTUK DAYA TETAS TELUR DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN BAUNG (Mystus nemurus)
PENGARANG:NASRATUN ABDAH
PENERBIT:FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TANGGAL:2018-10-11


RINGKASAN
NASRATUN ABDAH (G1B114031) Laporan skripsi berjudul “Penggunaan Substrat Yang Berbeda Untuk Daya Tetas Telur dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Baung (Mystus nemurus)” di bawah bimbingan Ibu Dr. Ir. Hj. Rukmini, M.P. selaku Ketua Pembimbing, Bapak Dr. Ir. H. Muhammad, M.P. selaku Anggota Pembimbing, dan Bapak Ir. H. Akhmad Murjani, M.S. selaku Dosen Penguji skripsi.
Keberhasilan pemijahan ikan baung sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penanganan induk dan teknologi pemijahan khususnya dalam penetasan telur maupun penanganan larva. Kegiatan yang sudah dilakukan dengan menghasilkan daya tetas telur dan kelangsungan hidup larva ikan baung masih rendah. Salah satu yang perlu diperhatikan selama penetasan telur dan penanganan larva adalah substrat.
Tujuan penelitian untuk menganalisis daya tetas telur dan kelangsungan hidup larva ikan baung (Mystus nemurus) dengan menggunakan substrat berbeda. Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2018 di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin dan analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air dan Hidro-Bioekologi Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat.
Prosedur penelitian meliputi persiapan alat dan bahan (substrat penetasan, wadah penelitian, dan induk), pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan penyiponan. Pemijahan dilakukan secara buatan dan larva dipelihara sampai umur 30 hari. Selama pemeliharaan larva dilakukan pemberian pakan secara satiasi dengan frekuensi 4 kali sehari dan juga dilakukan penyiponan sebelum pemberian pakan setiap pagi hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah A = substrat dari ijuk, B = substrat dari hapa, C = substrat dari tali rafia, dan D = tanpa substrat (kontrol). Parameter pengamatan adalah daya tetas telur, kelangsungan hidup, pertumbuhan (bobot harian, bobot mutlak, dan panjang mutlak), dan kualitas air (suhu, pH, DO, dan amoniak). Selama penelitian sampling dilakukan tiga kali yaitu awal, tengah, dan akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan substrat yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap daya tetas telur (28,35±49,10 - 91,62±2,18%), kelangsungan hidup (3,26±5,64 - 22,41±13,78%), pertumbuhan bobot harian (0,004±0,007 - 0,017±0,016 g/hari), pertumbuhan bobot mutlak (0,13±0,21 -0,53±0,50 g), dan pertumbuhan panjang mutlak (9,27±16,05 - 29,47±2,73 mm). Fase perkembangan telur terjadi setelah pembuahan meliputi pembelahan sel yaitu 2 sel (42 menit), 4 sel (1 jam 7 menit), 32 sel (1 jam 50 menit), morula (2 jam) blastula (2 jam 30 menit), gastrula (5 jam 13 menit), organogenesis (10 jam 52 menit), dan menetas (22 jam 32 menit). Larva ikan baung yang baru menetas (umur 1 hari) memiliki panjang rata-rata 4,5 mm dan definitif (umur 15 hari) memiliki panjang rata-rata 8,13 mm. Hasil analisis kualitas air yaitu suhu, pH, DO, dan amoniak masih dalam kisaran normal untuk menunjang kehidupan larva ikan baung.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI