DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Karakter Kepemimpinan Islam dalam Novel "Penakluk Badai" dan "Dahlan"
PENGARANG:Nuranisa Nabylla
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-02-10


ABSTRAK

 

Nabylla, Nuranisa. (2022). Karakter Kepemimpinan Islam dalam Novel “Penakluk Badai” dan “Dahlan”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. FKIP-ULM Banjarmasin. Pembimbing: (I) Dr. Sainul Hermawan, M.Hum.; (II) Dr. Sabhan, M.Pd.

 

Kata kunci: Karakter, kepemimpinan Islam, novel

 

Karakter kepemimpinan Islam digambarkan dalam novel “Penakluk Badai” karya Aguk Irawan MNdanDahlan"karya Haidar Musyafa. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan karakter kepemimpinan dalam Islam dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kepemimpinan kedua tokoh novel.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan deskriptif-kualitatif. Sumber data berupa novel “Penakluk Badai” karya Aguk Irawan MNdanDahlan”karya Haidar Musyafa. Data penelitian berupa kata dan kalimat dalam novel. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik telaah dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) Novel “Penakluk Badai” karya Aguk Irawan MNdanDahlan”karya Haidar Musyafa menarasikan delapan prinsip kepemimpinan Islam. Prinsip saling menghormati dan memuliakan, prinsip menyebarkan kasih sayang, prinsip keadilan, prinsip persamaan, prinsip perlakuan yang sama, prinsip berpegang pada akhlak yang utama, prinsip kebebasan, dan prinsip menepati janji; 2) Persamaan, Persamaan kedua tokoh tersebut sama-sama membuat organisasi untuk kepentingan umat dan bentuk perlawanan terhadap penjajah, organisasi yang didirikan Kiai Hasyim ialah Nahdlatul Ulama, sedangkan Kiai Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Kiai Hasyim dan Kiai Dahlan sama-sama memiliki misi dakwah untuk memperbaiki umat atau mengubah kondisi umat, dengan cara meluruskan kebiasaan masyarakat mencampuradukkan adat istiadat dengan keagamaan yang mengarah pada perbuatan dosa musyrik; dan 3) Perbedaan kepemimpinan kedua tokoh ialah Kiai Hasyim memperbaiki umat di Desa Tebuireng yang terkenal dihuni manusia bejat yang datang dari segala penjuru, seperti pemabuk, pelacur, penjudi, pembegal, dan status kotor lainnya. Melalui pesantren yang diberi nama Pesantren Tebuireng. Kiai Dahlan membawa pembaharuan Islam ke daerah perkotaan Kauman dengan tujuan mengubah kondisi umat yang memandang sekolah hanya untuk orang-orang kafir karena mengikuti orang Belanda dan hanya mempelajari mengenai duniawi saja. Kiai Dahlan mendirikan sekolah Islam modern yang dinamai Sekolah Ibtidaiyah Diniyah Islamiah.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI