DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PENGARUH PEMBERIAN PUPUK GUANO DAN KAPUR DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.) DI LAHAN GAMBUT
PENGARANG:MUHAMAD ALI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-02-15


Tanaman sawi Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang sangat populer di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Sawi pakcoy mempunyai manfaat yang penting bagi kesehatan, diantaranya adalah serat pangan yang dapat melancarkan proses pencernaan. Produksi sawi pakcoy di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 adalah 13.570 t dengan luas panen sebesar 449 ha (Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan, 2020). Kebutuhan sawi pakcoy meningkat setiap tahunnya, karena semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia,sehingga perlu perluasan areal tanam ke lahan sub optimal, salah satunya lahan gambut.  Adapun upaya untuk meningkatkan hasil produksi tanaman yaitu dengan memperhatikan syarat tumbuh yang ideal, pemeliharaan yang baik, dan suplai unsur hara. Akan tetapi untuk unsur hara yang tersedia dalam tanah jumlahnya kurang mencukupi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ditambah dari luar yaitu, dengan pemupukan pupuk organik. Pupuk oraganik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah jenis unsur hara yang terkandung secara alami yang dapat digunakan salah satunya adalah guano yang berasal dari kotoran kelelawar. Bahan dasar guano dapat diperoleh dari alam, salah satunya diperoleh dari gua Batu Hapu, dalam penggunaan pupuk guano dapat meningkatkan kadar N, P dan K dalam pupuk organik cair. Penambahan guano dengan massa 25g pada limbah cair tempe terfermentasi diperoleh kadar N, P dan K tertinggi yaitu 0,67%, 0,15% dan 0,127%.Selain pemberian pupuk organik, perlu juga diperhatikan kondisi keasaman tanah, terutama pada tanah gambut yang memiliki pH tanah yang rendah sehingga diperlukan pengapuran. Tujuan dari pengapuran pada lahan gambut adalah menaikkan pH tanah gambut yang asam (±4,0) sehingga menjadi netral, pengapuran merupakan tahap terpenting yang harus diperhatikan. Beberapa jenis kapur yang dapat digunakan untuk menetralkan pH tanah diantaranya yang merupakan kapur pertanian yaitu kapur dolomit dan kapur tohor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian guano (P) terdiri atas 4 taraf dan faktor kedua adalah aplikasi kapur dolomit (K) terdiri atas 3 taraf. Guano disimbolkan (P) terdiri dari 4 taraf, yaitu: p0 = Tanpa Guano (Kontrol), p1 = 9 t ha-1, p2 = 10 t ha-1, p3 = 11 t ha-1. Aplikasi kapur dolomit disimbolkan (K) terdiri dari 3 taraf, yaitu: k1 = 0,5 t ha-1, k2 = 1 t ha-1, k3 = 1,5 t ha-1. Hasil data penelitian menunjukkan pada perlakuan pupuk guano yaitu dengan dosis 9 t ha-1, 10 t ha-1, 11 t ha-1 tidak berbeda nyata dalam mencukupi untuk menunjang pertumbahan sawi pakcoy.

Kata kunci: Sayuran daun, Amilioran, Pupuk organik, dan Lahan gambut.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI