DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERSENTASE PEMBERIAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PAPUYU (Anabas testudineus Bloch 1792)
PENGARANG:AHMAD SAHYADI
PENERBIT:FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TANGGAL:2018-10-19


RINGKASAN
Ahmad Sahyadi (G1B114003), Laporan penelitian skirpsi “Persentase Pemberian Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Papuyu (Anabas tesudineus Bloch 1792)” dibawah bimibingan Bapak Dr. Slamat, S.Pi, M.Si, selaku ketua, Bapak Ir. H. Rozanie Ramli, M.Si selaku anggota pembimbing dan Bapak Ir. H. Pahmi Ansyari, M.S selaku penguji.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase pemberian cacing tanah yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan papuyu (Anabas tesudineus Bloch 1792).
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Rawa Sejahtera di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Analisis kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Rerata pertumbuhan panjang mutlak ikan papuyu tertinggi pada perlakuan D 8% yaitu 2,71 cm, kemudian disusul oleh perlakukan C 7% yaitu 2,10 cm, perlakuan B 6% yaitu 1,82 cm dan yang terendah pada perlakuan A 5% yaitu 1,42 cm. Hasil Uji Normalitas Lilifors dan Uji Homogenitas Ragam Barlett, dimana H1 diterima dan H0 ditolak Limax = 0,07 < Li tabel 5 % yaitu 0,24 sehingga dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Hasil Uji Normalitas dapat dilihat pada Hasil uji Homogenitas menurut ragam Bartlett didapatkan nilai X2 hitung < X2 tabel yang berarti ragam data yang diperoleh homogen. Berdasarkan hasil perhitungan analisis keragaman (ANOVA), menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata dari pertambahan panjang mutlak (cm) diantara perlakuan. Dapat dilihat bahwa Fhitung (20) > Ftabel 5% (4,07) , berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Pemberian cacing tanah dengan persentase yang berbeda sangat berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan (panjang) ikan papuyu. Nilai KK sedang yaitu 6,9%, aka langkah selanjutnya yaitu melakukan uji Lanjutan BNT (Beda Nyata Terkecil).
Rerata pertumbuhan berat mutlak ikan papuyu tertinggi pada perlakuan D (pemberian cacing tanah sebanyak 8% dari berat biomassa ikan papuyu) yaitu 5,37 g, kemudian disusul oleh perlakuan C (pemberian cacing tanah sebanyak 7% dari berat biomassa ikan papuyu) yaitu 4,39 g, perlakuan B (pemberian cacing tanah sebanyak 6% dari berat biomassa ikan papuyu) yaitu 3,53 g, dan yang terendah pada perlakuan A (pemberian cacing tanah sebanyak 5% dari berat biomassa ikan papuyu) yaitu 2,62 g. Hasil uji Normalitas Lilifors dan Uji Homogenitas Ragam Barlett, dimana H1 diterima dan H0 ditolak Limax = 0,09 < Li tabel 5 % yaitu 0,24 sehingga dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Hasil uji Homogenitas menurut ragam Bartlett didapatkan nilai X2 hitung < X2 tabel yang berarti ragam data yang diperoleh homogen. Berdasarkan hasil perhitungan analisis keragaman (ANOVA), menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata dari pertambahan berat mutlak (cm) diantara perlakuan. Dapat dilihat bahwa Fhitung (2071,66) > Ftabel 5% (4,07), berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Pemberian cacing tanah dengan persentase yang berbeda sangat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat ikan papuyu. Nilai KK sedang yaitu 1%, aka langkah selanjutnya yaitu melakukan uji Lanjutan BNJ (Beda Nyata Jujur).
ii
Rerata kelangsungan hidup ikan papuyu akhir perlakuan, berkisar antara 94,00 - 99,50 %. Kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan D (99,50 %), diikuti oleh perlakuan A (98,83%), perlakuan B (98,17%) dan terendah pada perlakuan C (94,00%). Hasil Uji Normalitas Lilifors dan Uji Homogenitas Ragam Barlett, dimana H1 diterima dan H0 ditolak Limax = 0,05 < Li tabel 5 % yaitu 0,24 sehingga dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Hasil uji Homogenitas menurut ragam Bartlett didapatkan nilai X2 hitung < X2 tabel yang berarti ragam data yang diperoleh Homogen. Hasil analisis keragaman (ANOVA), menunjukkan adanya perbedaan yang nyata dari kelangsungan hidup ikan papuyu diantara perlakuan. Dimana dapat dilihat bahwa Fhitung (5,54) > Ftabel 5% (4,07), berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Pemberian cacing tanah dengan persentase yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan papuyu. Nilai KK kecil yaitu 1,85%, sehingga dilakukan uji lanjutan yaitu uji BNJ (Beda Nyata Jujur),
Rerata Feed Convertion Ratio (FCR) pakan terendah selama pemeliharaan terdapat pada perlakuan D (0,89), kemudian disusul perlakuan C (0,97) dan B (1,00), dan FCR tertinggi terdapat pada perlakuan A (1,09). uji Normalitas Lilifors dan Uji Homogenitas Ragam Barlett, dimana H1 diterima dan H0 ditolak Limax = 0,02< Li tabel 5 % yaitu 0,24 sehingga dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Hasil uji Homogenitas menurut ragam Bartlett didapatkan nilai X2 hitung < X2 tabel yang berarti ragam data yang diperoleh homogen. Berdasarkan hasil perhitungan analisis keragaman (ANOVA), menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata dari Feed Convertion Ratio (FCR) diantara perlakuan. Dimana dapat dilihat bahwa Fhitung (20) > Ftabel 5% (4,07), berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Pemberian cacing tanah dengan persentase yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap Feed Convertion Ratio (FCR) ikan papuyu. Nilai KK tinggi yaitu 31,63%, sehingga dilakukan uji lanjutan yaitu uji Duncan.
Pertumbuhan panjang dan berat mutlak yang terbaik terdapat pada perlakuan D (8%) sebesar 2,71 cm dan 5,37 g, dan pertumbuhan terendah terdapat pada perlakuan A (5%) sebesar 1,43 cm dan 2,63 g. Kelangsungan hidup selama penelitian paling terbaik terdapat pada perlakuan D (8%) sebesar 99,50% dan kelangsungan hidup terendah terdapat perlakuan C (7%) sebesar 94,00%. Feed Convertion Ratio (FCR) terendah terdapat pada perlakuan D (8%) sebesar 0,89 g dan tertinggi terdapat pada perlakuan A sebesar 1,09 g. Nilai FCR terbaik adalah pada perlakuan D (8%) sebesar 0,89 g.
Pemberian pakan cacing tanah dalam keadaan masih hidup dengan kandungan protein 64-76% dapat memberikan pertumbuhan yang baik untuk pertumbuhan ikan papuyu baik pertumbuhan berat maupun panjang, selain itu pemberian pakan cacing tanah dalam keadaan hidup juga tidak mempengaruhi kualitas air di dalam kolam selama penelitian, terbukti hasil persentase kelangsungan hidup ikan papuyu dari awal hingga akhir terbilang tinggi yaitu kisaran 94,00-99,50%. FCR yang dihasilkan pun terbilang rendah yaitu 0,89 g dengan persentase pemberian pakan 8% dari biomassa berat ikan papuyu menghasilkan petumbuhan yang terbaik, karena pakan cacing tanah yang diberikan dalam keadaan hidup menarik perhatian ikan papuyu untuk memakannya, sehingga pakan yang diberikan cepat habis. Semua parameter kualitas air yang dilakukan pengamatan dan pengukuran selama penelitian menunjukkan batas yang optimal untuk kegiatan pemeliharaan ikan papuyu.
iii
Dari hasil penelitian ini disarankan untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal, SR dan FCR, menggunakan cacing tanah dengan persentase 8% dari berat biomassa ikan papuyu.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI