DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PENGARUH PERBANDINGAN SERAT KULIT KAYU GALAM (MELALEUCA LEUCADENDRON LINN) TERHADAP KARAKTERISTIK BIODEGRADABLE FOAM
PENGARANG:BAYU FAJAR PRASETYO
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-03-02


Penyebaran kayu galam (Melaleuca leucadendron Linn) di Indonesia terdapat di Kalimantan, Sumatera, Maluku, NTT dan Papua. Khusus di Kalimantan Selatan, keberadaan kayu galam banyak dijumpai hampir di seluruh daerah kabupaten. Pohon galam tumbuh secara alami dan kayu galam berperansebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Pohon Galam merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh dengan ketinggian sekitar  35 - 40 meter, dan diameternya bisa mencapai 30 -  35 cm. Kayu galam termasuk kelas awet III dan kelas kuat II, selama ini kayu tersebut dapat digunakan sebagai mebel, tiang bahan bangunan sementara rumah, lantai jembatan, kayu bakar, arang kayu dan sebagainya.

Kulit kayu galam selama ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat, selama ini hanya ditumpuk dan dibakar atau dimanfaatkan untuk penimbun jalan yang berlubang di sekitar rumah. Karakteristik kulit kayu galam berbentuk seperti lembaran kertas agak tebal, dan berwarna cokelat agak kemerahan. Pada umumnyaa material yang berasal dari kulit kayu galam mengandung lignosellulosa.

Pada kulit kayu galam dilakukan pengujian menggunakan metode Chesson-Datta meliputi kadar air 5, 72%, kadar abu 1, 33%, hemiselulosa 27, 42%, selulosa 47, 00%, dan lignin 18, 28%. Pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan kulit kayu sebagai bahan baku dasar dalam pembuatan biodegradable foam sehingga kulit kayu galam bisa dimanfaatkan tidak sekedar ditumpuk, dibuang dan dibakar atau dimanfaatkan untuk penimbun jalan yang berlubang di sekitar rumah. Hal ini menjadi pendorong untuk memanfaatkan limbah tersebut sebagai pengganti penggunaan styrofoam yang disebut dengan biodegradable foam untuk menjadi bahan kemasan makanan alternatif yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan.Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan komposisi biodegradable foam dari kulit kayu galam dengan formulasi terbaik dalam hal: Kadar Air, Kadar Abu, daya serap air, kuat tekan dan biodegradasi.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor tunggal berupa perbedaankonsentrasi setiap rasio serat kulit kayu galam dengan pati tapioka yang digunakan pada proses pembuatan biodegradable foam. Perlakuan yang akan diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari 4 formulasi 0%, 5%, 10%, dan 15% dengan satu produk biodegradable foam sebanyak 15 gr, penelitian ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan.

Berdasarkan hasil perhitungan pembobotan metode ranking dengan parameter kadar air, kadar abu, daya serap air, kuat tekan dan biodegradasi. Biodegradable foam terbaik yaitu pada konsentrasi serat 5% dapat dilihat dari hasil uji kadar air dengan 3 kali pengulangan 1,0500 ± 0.02a, kadar abu 1,0018 %, daya serap air metode celup 52,76%, metode tuang 26,7% dan kuat tekan tertinggi sebesar 0,109 N/mm2.

perhitungan harga pokok produk biodegradable foam5% dengan menggunakan metode variabel costing adalah Rp848,00. Perproduk biodegradable foam dihitung dari total jumlah produksi 1000 produk dengan total biaya produksi sebesar Rp848.366,00.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI