DIGITAL LIBRARY



JUDUL:STUDI SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH HABITAT BAMBU DI DESA HULU BANYU KECAMATAN LOKSADO KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
PENGARANG:NOORHASANAH
PENERBIT:FAKULTAS KEHUTANAN
TANGGAL:2018-10-19


RINGKASAN
Bambu merupakan salah satu Hasil Hutan Non Kayu (HHNK) yang memiliki
arti dan peranan penting dalam kehidupan masyarakat khususnya di pedesaan. Bambu
mempunyai banyak sekali manfaat baik secara ekonomis, ekologis, dan sosial
budaya. Bambu memiliki sifat adaptasi yang tinggi dan mampu tumbuh di daerah
datar, lembah, perbukitan dan dataran tinggi. Bambu mampu tumbuh pada hampir
setiap jenis tanah, kecuali di daerah gurun, rawa dan tanah dengan kadar alkali tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sifat fisik dan kimia tanah habitat
bambu di Desa Hulu Banyu Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Parameter penelitian yaitu sifat fisik (tekstur tanah, struktur tanah, bulk density,
partikel density, dan kadar air tanah) dan kimia tanah unsur hara makro tanah (N, P,
K), pH tanah, dan Kapasitas Tukar Kation (KTK)). Hasil dari penelitian
menunjukkan bambu sebagian besar ditemukan pada kelas tekstur tanah lempung
berpasir dan struktur tanah pada semua sampel adalah granular. Kandungan bulk
density tertinggi sebesar 1,39 g/ cm3 terdapat lokasi pada ditemukannya bambu
tamiang yang berada didekat sungai pada titik satu sedangkan yang terendah sebesar
0,85 g/ cm3 terdapat pada lokasi ditemukannya bambu tamiang yang berada jauh dari
sungai pada titik satu. Kandungan partikel density tertinggi sebesar 2,28 g/ cm3
terdapat pada lokasi ditemukannya bambu haur yang berada didekat sungai pada titik
satu sedangkan yang terendah sebesar 1,61 g/ cm3 terdapat lokasi pada ditemukannya
bambu buluh yang berada jauh dari sungai pada titik dua. Kandungan kadar air
tertinggi sebesar 7,03 % terdapat pada lokasi ditemukannya bambu manis yang
vi
berada jauh dari sungai pada titik satu sedangkan yang terendah sebesar 0,49 %
terdapat pada lokasi ditemukannya bambu haur yang berada dekat dengan sungai
pada titik dua.
Nilai kandungan nitrogen tertinggi sebesar 0,56 % terdapat pada lokasi
ditemukannya bambu haur yang berada jauh dari sungai, sedangkan nilai kandungan
Nitrogen terendah sebesar 0,33 % terdapat pada lokasi ditemukannya bambu haur
yang berada didekat sungai. Nilai kandungan P2O5 tertinggi sebesar 52,46 mg/100 gr
terdapat pada lokasi ditemukannya bambu manis yang berada didekat sungai
sedangkan yang terendah sebesar 15,59 mg/ 100 gr terdapat pada lokasi
ditemukannya bambu tamiang yang berada jauh dari sungai. Nilai kandungan K2O
tertinggi sebesar 49,52 mg/ 100 gr terdapat pada lokasi ditemukannya bambu haur
yang berada jauh dari sungai sedangkan yang terendah sebesar 48,28 mg/ 100 gr
terdapat pada lokasi ditemukannya bambu haur yang berada didekat sungai. Sebagian
besar bambu memiliki pH tanah agak masam sedangkan pH tanah terendah pada nilai
5,2 dikondisi masam dan pH tanah tertinggi pada nilai 6,8 dikondisi netral. Nilai
kandungan KTK tertinggi sebesar 77,30 me/ 100 g terdapat pada lokasi ditemukannya
bambu tamiang yang berada didekat sungai sedangkan yang terendah sebesar 32,18
me/ 100 g terdapat pada lokasi ditemukannya bambu buluh yang berada jauh dari
sungai.
Jumlah bambu terbanyak yang ditemukan pada kedua lokasi penelitian adalah
jenis bambu tali dengan total 200 batang per rumpun sedangkan yang paling sedikit
adalah jenis bambu haur dengan total 10 batang per rumpun.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI