DIGITAL LIBRARY



JUDUL:DINAMIKA KERENTANAN EKOLOGIS MELALUI DATA SATELIT MULTI SPASIAL TEMPORAL DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TABUNIO
PENGARANG:NURLINA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-03-04


Kondisi Daerah Aliran Sungai Tabunio sebagai DAS dengan penanganan prioritas (Keputusan Menhut No. SK. 328/Menhut-II/2009) karena kondisi lahan kritis termasuk dalam kualifikasi pemulihan sangat tinggi dengan luas area lahan kritis sebesar 19.109,89 ha. Begitu juga dengan kondisi tutupan vegetasi dan indeks erosi kualifikasi pemulihan sangat tinggi dengan erosi sebesar 219,08 ton ha-1thn-1. Kondisi resapan air yang semakin berkurang juga mengakibatkan terjadinya banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Kerusakan lingkungan di DAS Tabunio diperparah dengan adanya tambang emas tradisional dan telah menjadi keprihatinan banyak pihak. Meningkatnya bencana alam yang dirasakan, seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan dari tahun ke tahun sehingga perlu dilakukan evaluasi kerentanan ekologis di DAS Tabunio.

Pemantauan terhadap kerentanan kerusakan lingkungan dapat dilakukan dengan mengetahui indeks kerentanan ekologis. Pentingnya mengetahui nilai indeks kerentanan ekologis secara simultan dapat memeriksa tingkat risiko dan kondisi sekarang, memprediksi keadaan lingkungan dan memprediksi kejadian di masa depan. Evaluasi dinamis dari kerentanan ekologis penting untuk menilai lingkungan ekologis suatu kawasan, penting untuk perlindungan lingkungan ekologis dan sebagai peringatan dini keamanan ekologis. Evaluasi lingkungan menyediakan data dan informasi dasar untuk pengembangan dari ekosistem berkelanjutan dengan mengambil langkah-langkah efektif untuk mengendalikan kerusakan lingkungan ekologis, dan secara efektif mencegah kerusakan akibat  aktivitas manusia di  lingkungan ekologis sosial.

Pengembangan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) menyediakan data dasar yang lebih banyak untuk studi kerentanan ekologis, memungkinkan untuk mengevaluasi perubahan dinamis kerusakan lingkungan untuk rentang waktu yang lama. Keseluruhan penelitian menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan dapat dianalisis, dipantau dan diawasi serta dievaluasi dinamikanya melalui integrasi teknologi Pengindraan Jauh, SIG, Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan hasil yang lebih cepat, efisien dibanding pengamatan secara langsung. Secara keseluruhan berkontribusi untuk mewujudkan evaluasi yang cepat dan obyektif dari kerentanan ekologis dan memberikan informasi berharga untuk pengambilan kebijakan mengenai manajemen ekologis dan pengembangan wilayah.

Penelitian ini mengembangkan suatu indeks kerentanan ekologis  di DAS Tabunio sesuai dengan karakteristik fisik DASnya selama 20 tahun dengan periode 5 tahunan dari tahun 2005 - 2020 sehingga dapat diketahui tingkat kerentanan ekologisnya, sebaran spasial dan temporalnya, tren dan prediksi kerentanan ekologis di DAS tersebut pada tahun 2025 dengan memanfaatkan data Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG), dan Analytic Hierarchy Process (AHP).

 Indeks kerentanan ekologis yang dihasilkan dari penelitian ini efektif dalam memantau karakteristik spasial temporal dari kerentanan ekologis DAS Tabunio dengan akurasi yang cukup tinggi yaitu akurasi keseluruhan sebesar 79% dan Koefisien Kappa sebesar 0,7. IKE dapat menilai kerentanan ekologis untuk skala regional secara lebih komprehensif dibandingkan dengan indeks individual. Sebagian besar indikator yang digunakan untuk membangun  Indeks kerentanan ekologis dapat diperoleh dari citra penginderaan jauh dengan cepat, dengan demikian, IKE mudah dialihkan dan diterapkan ke bidang kajian lainnya.

Kerentanan ekologis DAS Tabunio dari tahun 2005 hingga 2020, menunjukkan tren “stabil secara keseluruhan” Nilai EVSI tahunan DAS tersebut antara 4,25, yang merupakan tingkat transisi antara Kerentanan ringan dan kerentanan sedang. Daerah yang rentan dari lingkungan ekologis terutama didistribusikan di wilayah DAS Tabunio dengan medan yang curam dan erosi tanah yang relatif serius, dan juga didistribusikan di daerah pertambangan batu gunung juga pertambangan emas di sepanjang sempadan sungai Tabunio yang merupakan lingkungan ekologis paling rentan. Zona ekosistem stabil sebagian besar didistribusikan di kawasan hutan di sekitar perkebunan kelapa sawit dan tubuh air. Lokasi-lokasi ini memiliki tingkat kerentanan ekologis yang rendah yang ditandai dengan tekanan lingkungan yang rendah dan tidak ada kelainan ekologis. Daerah yang cukup rentan di lahan terbuka, lahan rawa dan lahan pertanian kering menunjukkan kecenderungan peningkatan kerentanan dan kerusakan lebih lanjut. Beberapa daerah menunjukkan kelemahan dalam struktur dan fungsi ekosistem dan sensitivitas terhadap gangguan eksternal, dan kerentanan ekologis mendekati atau telah mencapai tingkat kerentanan parah.

Perubahan kerentanan terhadap nilai-nilai area unit terutama mengubah tingkat kerentanan ringan menjadi tingkat kerentanan sedang, dan nilai-nilai lain menunjukkan sedikit perubahan. Nilai unit area untuk daerah dengan kerentanan tinggi umumnya menunjukkan tren naik, pada tahun 2020, yang memiliki peningkatan lebih besar tetapi nilai area unit lebih kecil. Atas dasar untuk mempertahankan tingkat kerentanan mula-mula, kerentanan masing-masing kelas paling sering dikonversi ke kelas yang berdekatan. Tingkat kerentanan ekologis lebih umum dikonversi ke tingkat yang lebih parah, dan cenderung pulih dari tingkat kerentanan yang parah. Karena perluasan kota dan intensifikasi kegiatan manusia, IKE menunjukkan tren peningkatan yang signifikan, terutama di Sub DAS Kandangan wilayah kota Kabupaten, pesisir pantai barat DAS Tabunio yg termasuk dalam Sub DAS Tungkaran. Perubahan tutupan lahan terbuka dan semak belukar ke perkebunan, menjadikan lingkungan ekologis telah sangat meningkat dan ekosistemnya cenderung stabil di hutan yang merupakan daerah hulu DAS Tabunio.

 

Prediksi kerentanan ekologis untuk tahun 2025 dan seterusnya diperkirakan akan tetap berfluktuasi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Prediksi luas tingkat kerentanan ekologis pada tahun 2025 menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tingkat kerentanan parah diikuti oleh tingkat kerentanan ekologis sedang. Kerentanan ekologis di DAS Tabunio ini didorong oleh faktor antropogenik dan alami, sehingga tindakan pengendalian degradasi lahan harus dilakukan sesuai dengan pemantauan dan prediksi yang telah dilakukan dalam penelitian ini.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI