DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ANALISIS USAHA SERBUK JAHE MERAH DI KECAMATAN LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU PADA MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS SERBUK JAHE MERAH BORNEO)
PENGARANG:Sirajunnisa
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-03-06


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya produksi, penerimaan, keuntungan, titik impas  serta permasalahan pada usaha serbuk Jahe Merah Borneo. Berdasarkan hasil penelitian, biaya total yang dikeluarkan  sebelum pandemi covid-19 (Maret 2019 - Februari 2020) sebesar Rp52.834.712penerimaan total Rp159.400.000 serta keuntungan Rp106.565.284. Pada masa pandemi covid-19 (Maret 2020 - Februari 2021) biaya total yang dikeluarkan sebesar Rp200.703.906penerimaan total Rp466.080.000 dan keuntungan yang diterima Rp265.376.094. Biaya totalmengalami peningkatan sebesar Rp147.869.194 atau 279,87% dari biaya total sebelum pandemi covid-19, penerimaan total mengalami peningkatan sebesar Rp306.680.000 atau 192,34% dari sebelum pandemi covid-19, dan keuntunganmengalami peningkatan Rp158.810.806 atau 149,03% dari keuntungan sebelum pandemi covid-19. Hasil uji t berpasangan terdapat perbedaan keuntungan usaha serbuk Jahe Merah sebelum pandemi covid-19 dan pada masa pandemi covid-19. Kelayakan usaha serbuk Jahe Merah Borneo pada masa pandemi covid-19 sebesar 2,32. Hal ini menunjukkan bahwa usaha serbuk Jahe Merah Borneo menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Titik impas produk serbuk Jahe Merah pada masa pandemi covid-19 (Maret 2020 - Februari 2021) kemasan 500 gram sebanyak 36,00414 kemasan dengan nilai penjualan Rp3.240.373. Produk kemasan 350 gram sebanyak 56,31982 kemasan dengan nilai penjualan Rp3.379.189. Produk kemasan 100 gram sebanyak 188,8455 kemasan dengan nilai penjualan Rp4.249.023.Produk kemasan 25 gram sebanyak 2425,985 kemasan dengan nilai penjualan Rp18.194.890. Permasalahan yang dihadapi usaha serbuk Jahe Merah Borneo pada masa pandemi covid-19 bahan baku yang tidak menentu ketersediaannya dikarenakan banyaknya peminat jahe merah sehingga pengumpul harus membagi jatah jahe ke setiap konsumen, dan harga bahan baku yang melonjak tinggi pada masa pandemi covid-19 dimana yang awalnya Rp20.000/kg naik menjadi Rp70.000/kg sehingga usaha serbuk jahe merah Borneo harus menaikkan harga serbuk jahe merah sebesar 50% dan memperbanyak penjualan produk kemasan 25 gram agar usaha tetap mengalami keuntungan. 

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI