DIGITAL LIBRARY



JUDUL:VARIASI SALINITAS TERHADAP DAYA TETAS TELUR DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN KELABAU (Osteochilus melanopleura)
PENGARANG:LAILY UTAMI
PENERBIT:FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TANGGAL:2018-11-09


RINGKASAN
LAILY UTAMI (G1B114023). Laporan penelitian skripsi “Variasi Salinitas Terhadap Daya Tetas Telur Dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Kelabau (Osteochilus melanopleura)” di bawah bimbingan Bapak Ir. H. Akhmad Murjani MS. selaku ketua pembimbing dan Bapak Dr. Slamat S.Pi, M.Si selaku anggota pembimbing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap daya tetas telur dan kelangsungan hidup larva ikan kelabau yang dipelihara dalam media terkontrol.
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Perikanan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (A = 0 ppt, B = 3 ppt, C = 5 ppt dan D = 7 ppt) dan 5 ulangan. Parameter pengamatan penelitian ini yaitu perkembangan embrio, waktu penetasan, daya tetas telur, kelangsungan hidup larva, pertumbuhan panjang mutlak dan mortalitas larva ikan kelabau (Osteochilus melanopleura).
Perkembangan embrio ikan kelabau perlakuan A, B, C dan D terlihat tidak mengalami perbedaan pada fase clevage yaitu dipengamatan pertama. Fase morula perlakuan A terjadi setelah pengamatan kedua dan sebelum pengamatan ketiga dan perlakuan B terlihat dipengamatan jam ke-2 dan perlakuan C dan D terjadi setelah pengamatan pertama dan sebelum pengamatan kedua. Fase blastula perlakuan A dan B dipengamatan ke-3 dan perlakuan C dan D dipengamatan kedua. Fase gastrula semua perlakuan yaitu A, B, C dan D terlihat dipengamatan ketujuh. Fase organogenesis perlakuan A dan B terlihat dipengamatan kesembilan, perlakuan C dan D terlihat saat pengamatan kedelapan. Penetasan terjadi di pengamatan ke-13 untuk semua perlakuan. Rerata waktu penetasan telur tercepat diperoleh perlakuan C = 751 menit, perlakuan D = 754 menit, perlakuan B = 794 menit dan perlakuan A = 829 menit. Uji normalitas Liliefors menunjukkan bahwa data menyebar nornal, Li max = 0,15 < Ltabel 5 % (0,22) dan Ltabel 1% (0,25). Uji homogenitas menunjukkan X2 hitung = -59,915 > X2 tabel 5% (21,02607) dan X2 tabel 1% (26,21697) artinya data homogen. Uji analisis keragaman (ANOVA) menunjukkan hasil berpengaruh sangat nyata baik pada taraf 5 % maupun 1 %, nilai Fhitung = 5105,1111 > Ftabel 5% (3,587434) Ftabel 1% (6,21673). Nilai Koefiisien Keragaman (KK) sebesar 1,444078%, dilakukan uji lanjutan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Persentase daya tetas telur ikan kelabau perlakuan A = 38,66%, perlakuan B = 33,97%, perlakuan C = 29,22% dan perlakuan D = 25,72%. Uji normalitas, data
ii
menyebar normal dilihat dari Lmax = 0,11 < L tabel 5% (0,22) dan L tabel 1 % (0,25). Uji homogenitas, didapat hasil nilai X2 hitung = -4,8198397 > X2 tabel 5% (21,02607) dan X2 tabel 1% (26,21697). Uji analisa keragaman (ANOVA) menunjukkan hasil berpengaruh sangat nyata, nilai F hitung = 71,0395 > F tabel 5% (3,587434) dan F tabel 1% (6,21673). Nilai Koefisien Keragaman (KK) = 0,350392%, dilakukan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ). Persentase kelangsungan hidup larva ikan kelabau tertinggi perlakuan B = 82,54%, perlakuan A = 77,29%, dan perlakuan C = 19,90%. Uji normalitas, data menyebar normal dilihat dari nilai Lmax =0,21 < L tabel 5% (0,22) dan L tabel 1% (0,25). Uji homogenitas diketahui data tidak homogen dilihat dari nilai X2 hitung = 43,2869584 > X2 tabel 5% (26,29623) dan X2 tabel 1% (31,99993). Uji analisis keragaman (ANOVA) menunjukan hasil berpengaruh sangat nyata baik pada taraf 5% dan 1%, diketahui karena Fhitung (3978,754) > Ftabel 5% (3,587434) dan 1% (6,21673). Rerata pertumbuhan panjang mutlak (cm) tertinggi adalah perlakuan A = 0,872, perlakuan B = 0,832 dan perlakuan C = 0,628. Uji normalitas, data menyebar normal yang dilihat dari nilai L max = 0,16 < L tabel 5% (0,22) dan L tabel 1% (0,25). Uji homogenitas diketahui bahwa data homogen dengan melihat nilai X2 hitung 7,672151025 < X2hitung tabel 5% (21,02607) dan X2hitung tabel 1% (26,21697). Uji analisis keragaman (ANOVA) menunjukan hasil tidak berbeda nyata, dibuktikan dari nilai Fhitung (0,012866) < Ftabel 5% (3,587434) dan < Ftabel 1% (6,21673). Rerata mortalitas larva ikan kelabau tertinggi ada pada perlakuan C = 80,10%, diikuti perlakuan A = 22,71% dan perlakuan B = 17,46%. Uji normalitas, menunjukkan data menyebar tidak normal dengan melihat nilai dari L max = 0,36 > L tabel 5% (0,22) dan L tabel 1% (0,25) dilakukan transformasi data. Uji homogenitas, data homogen dengan melihat nilai X2 hitung = -81,53677442 < X2 hitung tabel 5%(21,02607) dan X2 hitung tabel 1% (26,21697). Uji analisis keragaman (ANOVA) menunjukkan hasil berpengaruh sangat nyata, nilai Fhitung (3978,754) > Ftabel 5% (3,587434) dan Ftabel 1% (6,21673) Kualitas air pada penelitian ini, suhu 26,3 – 28,2oC, pH 6,9 – 8,5, D.O 6,2 – 7,7 mg/l dan amoniak 0,1 – 0,39 mg/l sehingga masih memenuhi kebutuhan standar.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa H1 diterima dan H0 ditolak atau salinitas berpengaruh nyata terhadap daya tetas telur dan kelangsungan hidup larva ikan kelabau (Osteochilus melanopleura).
Untuk keperluan budidaya perairan, lebihnya dalam penetasan dan pemeliharaan larva ikan kelabau untuk mendapatkan hasil yang maksimum disarankan untuk menggunakan media dengan kadar salinitas 0 ppt.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI