ABSTRAK
Banjarbaru merupakan kota pertama di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang
menetapkan peraturan daerah (perda) mengenai permukiman kumuh. Salah satu upaya
Pemerintah untuk menangani masalah kumuh dilaksanakan melalui komunitas KOTA TANPA
KUMUH (KOTAKU). Kawasan kumuh pada umumnya ditata menjadi kawasan wisata yang
berpotensi meningkatkan perekonomian dan sosial masyarakat setempat.
Masalah kumuh pada RT 020 / RW 004 Kelurahan Sungai Besar Banjarbaru disebabkan
kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah ke kanal irigasi sungai Kemuning. Kebiasaan
buruk tersebut mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar, seperti: banjir,
penurunan kualitas air, penyebaran penyakit dan lain sebagainya. Fenomena tersebut akan terus
berlangsung selama masyarakat tidak memiliki kepedulian dan rasa memiliki terhadap
lingkungannya.
Urban acupuncture merupakan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah kumuh di Kelurahan Sungai Besar Banjarbaru. Cara kerja urban acupuncture yaitu
mengidentifikasi titik-titik kerentanan, titik koneksi potensial di dalam tapak dan menganalisis
tindakan masyarakat terhadap lingkungan yang mati / rusak. Titik-titik yang telah diidentifikasi
dijadikan titik yang tepat untuk menancapkan jarum-jarum akupunktur, berupa desain-desain
arsitektur yang sifatnya sederhana. Tindakan tersebut diharapkan dapat memacu reaksi positif
yang berantai, sehingga masalah kumuh pada kawasan yang ada di sekitar titik tersebut dapat
disembuhkan dengan cepat dan tepat.
Biophilic urban acupuncture adalah Konsep yang menghubungkan manusia dengan alam
(lingkungan). Konsep diterapkan pada desain ruang terbuka hijau (RTH), gerbang kawasan,
signage, Menara pandang, gazebo, pocket space dan titian ekologis. Bangunan-bangunan
tersebut memiliki karakter terbuka, ramah lingkungan dan sederhana.
Kata Kunci: ruang terbuka, urban acupuncture, biophilic urban acupuncture, sungai irigasi,
ramah lingkungan, sederhana, Banjarbaru.