DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Penurunan Bobot Badan, Luruh Bulu dan Berhenti Bertelur Itik Alabio Pada Metode Forced Molting Berbeda
PENGARANG:IMAM HANAFI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-06-20


Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh metode forced molting berbeda pada penurunan bobot badan, luruh bulu dan kapan berhenti bertelur itik Alabio setelah forced molting.Penelitian percobaan tentang penerapan berbagai metode forced molting berbeda pada itik Alabio usia 72 minggu atau 18 bulan. Percobaan akan dilaksanakan di kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), Itik Alabio yang produksinya telah turun di bawah 30% sebanyak 80 ekor dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan, 5 ulangan. Keempat perlakuan tersebut dirancang sebagai berikut : P0: sebagai kontrol (itik tidak dipuasakan, hanya diberi pakan standar selama 28 hari); P1: itik dipuasakan dari pakan selama 10 hari hanya diberikan grit dan air minum, itik diberi pakan jagung pecah dan sumber kalsium (grid) (1:1) ad libitum dari hari ke 11-28 (Modifikasi Metode California); P2: Itik dalam kelompok ini tidak diberi pakan dan air selama 2 hari diikuti dengan 8 hari skip-a-day (pakan dan air) pakan dibatasi 50 g pakan per itik dan mereka diberikan 75 g (50 % dari ransum kontrol) ransum petelur dari hari ke 11 hingga 28 (Metode Konvensional); dan P3: Itik dalam metode ini diberi makan 50 g jagung pecah dan dedak padi (1:1) dari hari 1 sampai 28 (Metode Standar pada Petelur Hisex). Variable yang diamati pada penelitian ini adalah penurunan bobot badan itik, luruh bulu dan kapan berhenti bertelur itik Alabio. Berdasasrkan hasil analisis ragam yang dilakukan menunujakan bahwa penururnan bobot badan berpengaruh nyata (p<0,05), sedangkan dari hasil uji beda nilai tengah dengan DMRT menunjukan bahwa ada perbedaan yang nyata antara perlakuan terhadap penurunan bobot badan itik Alabio. Penurunan bobot badan terbesar pada penimbangan pertama terjadi pada P2 rata-rata sebesar 172,12 g dan penurunan bobot badan terkecil terjadi pada P3 rata-rata sebesar 80,68 g. Penimbangan kedua penurunan terbesar terjadi pada P2 rata-rata sebesar 316,50 g dan penurunan terkecil terajdi pada P3 rata-rata sebesar 209,20 g. Penimbangan ketiga penurunan terbesar terjadi pada P0 rata-rata sebesar 201,95 g dan penurunan terkecil terjadi pada P3 rata-rata sebesar 128,52 g. Hasil menytakan luruh bulu yang tertinggi ditemukan pada perlakuan keempat yaitu pada P3 dari ulangan 1 sampai 5 dengan total 159 skor, disusul dengan perlakuan ketiga pada P2 dari ulangan 1 sampai 5 total 95 skor, kemudian perlakuan pertama P0 dari ulangan 1 sampai 5 total 92 skor dan luruh bulu terendah pada perlakuan kedua yaitu pada P1 ulangan 1 sampai 5 dengan total 75 skor. Hasil menyatakan waktu berhenti bertelur itik Alabio menurut hari, pada perlakuan pertama yaitu P0 menunjukan bahwa berhenti pada hari ke-3, perlakuan kedua yaitu P1 berhenti pada hari ke-4, perlakuan ketiga yaitu P2 berhenti pada hari ke-2, perlakuan keempat yaitu P3 berhenti pada hari ke-2. Secara umum itik Alabio mengindikasikan terjadi stres yang tinggi, dan itik alabio ternyata tidak bisa diperlakukan force molting seperti pada ayam petelur.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI