DIGITAL LIBRARY



JUDUL:KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN PAPUYU (Anabas testudineus BLOCH 1792) DENGAN PEMBERIAN LIMBAH BIOFLOK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA
PENGARANG:SARJANI
PENERBIT:FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
TANGGAL:2018-12-20


RINGKASAN
Sarjani (G1B114208), Laporan penelitian skirpsi “Kelangsungan Hidup Larva Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch 1792) dengan Pemberian Limbah Bioflok dengan Dosis yang Berbeda” dibawah bimibingan Ibu Dr. Noor Arida Fauzana, S.Pi, MSi selaku Ketua Tim pembimbing dan Bapak Ir. Agussyarif Hanafie, MSi. selaku Anggota Tim pembimbing dan Bapak Ir. H. Pahmi Ansyari, M.S selaku penguji.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis persentase pemberian dosis limbah bioflok untuk kelangsungan hidup larva ikan papuyu (Anabaas testudineus Bloch 1792).
Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan yang terdiri dari persiapan, pelaksanan penelitian, penyusunan laporan, seminar dan pelaporan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Hasil tingkat kelangsungan hidup disetiap perlakuan berkisar antara 9-18 %. Nilai Rerata perlakuan tingkat kelangsungan hidup larva ikan papuyu berkisar antara 10-17 %. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan C (Pemberian dosis limbah bioflok 75% = bioflok 15 liter), diikuti dengan perlakuan D (Pemberian dosis limbah bioflok 100% = bioflok 20 liter), kemudian perlakuan B (Pemberian dosis limbah bioflok 50% = bioflok 10 liter) dan terendah pada perlakuan A (Pemberian dosis limbah bioflok 25% = bioflok 5 liter), yang masing-masing sebesar 16,50%, 15,50%, 12,50% dan 10,00%. Hasil uji Normalitas liliefors menunjukkan bahwa L max (0,06) < L tab 5% (0,24) , sehingga data dinyatakan menyebar normal. Uji Homogenitas Ragam Bartlett menunjukkan bahwa X hitung (3,54) < X tabel 5% (7,81), bahwa data homogen. Analisis keragaman (Anova) dengan nilai F hitung (1,25) < F tabel 5% (4,07) dan F tabel 1% (7,59) yang artinya perlakuan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap kelangsungan hidup (survival rate).
Hasil pengukuran yang dilakukan pada awal dan akhir penelitian setiap baskom menunjukkan volume flok yang paling tinggi adalah perlakuan D yaitu sebesar 1,5 – 0,7 mL/L. Volume flok pada perlakuan C sebesar 0,8 – 0,4 mL/L perlakuan B sebesar 0,5 – 0,38 mL/L dan A 0,13 – 0,2 mL/L terdapat endapan flok.
Hasil pengamatan pada perlakuan ditemukan jenis makanan (plankton) yang ditemukan, tidak jauh berbeda dengan jenis plankton yang ditemukan di perairan. Larva ikan papuyu memakan plakton, baik fitoplankton maupun zooplankton. Fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 3 kelas, yaitu chlorophyta, cyanophyta, dan bacillariophyta. Kelimpahan pakan alami yang didapat pada setiap perlakuan itu tergolong rendah sehingga menyebabkan larva ikan papuyu mengalami kelangsungan hidup yang rendah dikarenakan pakan alami yang diperlukan oleh larva ikan papuyu tidak mencukupi asupan energi yang diperlukan oleh larva ikan. Hasil pengamatan ketersediaan pakan alami dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan selama 15 hari. Sampling awal didapat ketersediaan pakan alami pada perlakuan (A. 29 sel/L), (B. 28 sel/L), (C. 19 sel/L) dan (D. 27 sel/L) dengan jumlah padat tebar larva ikan sebanyak 200 ekor perperlakuan. Sampling akhir didapat jumlah ketersediaan pakan alami menurun (A. 21 sel/L), (B. 18 sel/L) (C. 13 sel/L) dan (D. 25 sel/L).
Kelangsungan hidup (Survival rate) larva ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) tertinggi pada perlakuan C (pemberian dosis limbah bioflok 75% per 20 L air). Kandungan flok tertinggi pada perlakuan D yaitu sebesar 1,5 – 0,7 mL/L. Kelimpahan pakan alami pada akhir pemeliharaan berkisar antara 13-25 sel/L. Kelimpahan pakan alami tergolong rendah karena < 1000 sel/L. Parameter kualitas air pada tiap perlakuan masih dalam kisaran yang dapat menunjang kelangsungan hidup larva ikan. Suhu 26,50 - 27,50 0C, pH 6,0-8,50, DO 4,0-5.9 mg/L.
Pemeliharaan larva ikan papuyu dengan pemberian dosis limbah bioflok disarankan maksimal 10 hari pemeliharaan dikarenakan pada hari berikutnya tingkat kelangsungan hidup larva ikan papuyu menurun, sehingga diperlukan adanya penelitian lanjutan pemberian pakan tambahan yang proteinnya tinggi untuk meningkatkan kelangsungan hidup larva ikan papuyu.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI