ABSTRAK
IDENTIFIKASI DISKONTINUITAS SEISMIK DI LAUT BANDA INDONESIA MENGGUNAKAN GELOMBANG PREKURSOR SS (Oleh: Muhammad Fahmi; Pembimbing: Fahruddin dan Sudarningsih; 2018; 25 halaman)
Identifikasi gelombang prekursor SS merupakan salah satu dari metode identifikasi kedalaman diskontinuitas mantel. Fase gelombang SS digunakan sebagai acuan dalam menentukan waktu tiba fase gelombang prekursor SS. Data seismogram yang dipilih memiliki kedalaman ≤70 km, magnitudo gempa ≥5,5 SR, dan jarak stasiun penerima gempa dari sumber gempa ≤100o. Data seismogram harus memiliki bouncepoint di daerah penelitian yaitu Laut Banda, dari hasil pencarian bouncepoint tersebar dari 0,065 LS sampai 10,127 LS dan 125,186 BB sampai 133,408 BB. Seismogram yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 32. Data yang digunakan berupa komponen horizontal utara-selatan dan horizontal barat-timur yang kemudian dirotasikan agar diperoleh komponen transversal. Komponen transversal dari data seismogram difilter dengan low pass filter pada frekuensi 0,02 Hz yang bertujuan untuk menghilangkan noise pada seismogram. Setelah Seismogram difilter kemudian dapat ditentukan waktu tiba fase gelombang SS dan dipotong beberapa menit setelahnya kemudian distacking berdasarkan jarak dan waktu tempuh terhadap stasiun penerima. Fase gelombang SS pada seismogram diletakkan pada 0 detik sebagai referensi untuk mengamati fase gelombang prekursor SS yang akan terlihat sebelum waktu tiba fase gelombang SS. Terdapat empat fase gelombang prekursor SS pada penelitian ini, tetapi hanya tiga yang dapat diperkirakan kedalamannya, yaitu S410S, S660S dan S1200S, adapun prekursor yang terakhir belum dapat dipastikan kedalaman prekursornya karena tidak adanya referensi yang mendukung.
Kata kunci: bouncepoint, diskontinuitas, prekursor SS, Laut Banda