DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERILAKU MEKANIK DAN DURABILITAS FEROSEMEN DAN FEROGEOPOLIMER MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL DI KALIMANTAN SELATAN
PENGARANG:MARIAMAH
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-06-27


Produksi semen membutuhkan pembakaran bahan bakar fosil dalam jumlah besar dan penguraian batu kapur, yang menghasilkan emisi karbondioksida (CO2) yang signifikan ke atmosfer. Salah satu upaya untuk mengurangi 100% penggunaan semen dan memanfaatkan limbah fly ash adalah mortar geopolimer yang diaplikasikan pada pelat tipis yang disebut ferogeopolimer. Resistensi klorida penting untuk daya tahan geopolimer yang digunakan dalam aplikasi konstruksi, khususnya di daerah lahan gambut dan daerah yang memiliki potensi pasang surut air laut.

Penelitian ini bertujuan mengetahui kuat tekan mortar geopolimer, kuat lentur pelat ferogeopolimer dan evaluasi durabilitas. Mortar semen dan pelat ferosemen dibuat sebagai kontrol. Tulangan polos diameter 6 mm digunakan sebagai tulangan utama dan dilapisi dengan kawat loket PVC hijau pada bagian atas dan bawah. Metode perawatan benda uji sampai 28 hari sebelum terekspose lingkungan menggunakan metode lembab. Setelah masa perawatan, benda uji diekspose pada lingkungan menggunakan tiga metode yaitu terendam terus-menerus pada air rawa (wet), siklus wet-dry pada air rawa dan air PDAM. Perencanaan campuran mortar geopolimer berdasarkan perbandingan berat dengan tambahan superplasticizer plastiment-VZ 0,3% dari berat fly ash.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortar geopolimer mengalami persentase peningkatan kuat tekan pada air rawa (wet) dan air PDAM (wet-dry) berturut-turut sebesar 21,52% dan 0,72% terhadap kuat tekan sebelum terekspose lingkungan. Namun mengalami penurunan kuat tekan pada air rawa (wet-dry) sebesar 5,27%. Lingkungan lebih signifikan berpengaruh pada kuat tekan mortar semen dan kuat lentur ferosemen dibandingkan dengan mortar geopolimer dan ferogeopolimer. Pelat ferogeopolimer mengalami persentase penurunan kuat lentur yang lebih rendah dibandingkan pelat ferosemen pada lingkungan pada metode air rawa (wet), air rawa (wet-dry) dan air PDAM (wet-dry) berturut-turut sebesar 31,84%, 35,60% dan 14,37% terhadap kuat lentur sebelum terekspose lingkungan. Sedangkan pada ferosemen terjadi penurunan berturut sebesar 57,17%, 41,32% dan 26,40%. Hasil absorpsi porositas dan sorptivity mortar semen lebih baik dibandingkan mortar geopolimer.

 

Kata Kunci: Durabilitas, Fly Ash, Ferosemen, Ferogeopolimer

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI