DIGITAL LIBRARY



JUDUL:ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT DI DESA MALILINGIN KECAMATAN PADANG BATUNG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
PENGARANG:ALFIANOR
PENERBIT:FAKULTAS PERTANIAN
TANGGAL:2019-01-09


RINGKASAN
ALFIANOR. Analisis Risiko Produksi Tamanan Cabai Rawit di Desa
Malilingin Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dibimbing
oleh Yudi Ferrianta dan H. Hamdani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber apa saja yang
dihadapi berkaitan dengan kegiatan produksi atau budidaya tanaman cabai rawit,
mengetahui besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman cabai rawit di Desa
Malilingin Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Penelitian mengambil lokasi di Desa Malilingin karena wilayah tersebut
merupakan salah satu daerah penghasil cabai rawit di Kecamatan Padang Batung.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2018 sampai dengan Oktober 2018,
dimulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan
laporan. Jenis data yang digunakan dala penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Wilayah
yang dipilih adalah Desa Malilingin Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Dipilih wilayah ini sebagai tempat penelitian dikarenakan wilayah
ini merupakan salah satu daerah penghasil cabai rawit di Kecamatan Padang
Batung. Selanjutnya untuk penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode proportionated random sampling pada semua kelompok tani yang ada di
Desa Malilingin sehingga jumlah keseluruhan petani responden yang menjadi
sampel adalah 30 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan risiko nilai
expected return yang diperoleh adalah sebesar 1,512, artinya petani cabai rawit di
Desa Malilinginmengharapkan perolehan hasil sebanyak 1,512 ton/ha disaat
kondisi risiko produksi 43% untuk setiap kondisi dalam proses budidaya yang
telah diakomodasi oleh petani. Sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya
risiko produksi adalah serangan hama, penyakit, cuaca dan iklim sulit diprediksi
serta keahlian petani dalam manajemen usahatani atau mengelola usahatani cabai
rawit. Hasil analisis risiko produksi, diperoleh nilai coefficient variation sebesar
0,431. Artinya pada setiap satu kilogram cabai rawit yang dihasilkan akan
mengalami risiko sebesar 43% pada saat terjadi risiko produksi. Risiko produksi
terjadi pada saat serangan hama, penyakit, cuaca dan iklim sulit diprediksi. Dalam
hal ini dapat disimpulkan petani cabai rawit di Desa Malilingin mengalami risiko
produksi yang tinggi yaitu sebesar 43% yang disebabkan serangan hama,
penyakit, cuaca dan iklim yang sulit diprediksi serta keahlian petani dalam
manajemen usahatani atau mengelola usahatani cabai rawit.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI