DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Perbandingan Produksi dan Kualitas Fisik Telur Itik Alabio (Anas Platyrhynchos Borneo) pada Periode Pertama dan Periode Kedua
PENGARANG:AISIYAH HIDAYATI
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-07-03


Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh umur itik Alabio  (sebelum dan setelah molting) terhadap produksi dan kualitas fisik telur yaitu bentuk telur, indeks bentuk telur, indeks kuning telur, indeks putih telur dan Haugh unit (HU) telur itik Alabio. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode uji independent sampel T test. Telur Itik Alabio sebanyak 200 butir yang terbagi sebelum fase molting sebanyak 100 butir dan telur setelah fase molting sebanyak 100 butir, yakni (P1) untuk periode pertama telur itik Alabio dan (P2) untuk periode kedua telur itik Alabio.

            Variable yang diamati pada penelitian ini adalah produksi telur itik perperiode, bobot telur, indeks bentuk telur, indeks kuning telur, indeks putih telur, dan Haugh unit (HU). Berdasasrkan hasil analisis statistic yang dilakukan menunjukkan bahwa penurunan produksi telur setelah molting berbeda nyata (p<0,05), produksi periode pertama lebih tinggi dari pada periode kedua yaitu dengan rata-rata pada periode pertama (sebelum molting) 71,40 butir/hari lebih tinggi dibandingkan dengan produksi telur pada periode kedua (sesudah molting) 52,60 butir/hari. Bobot telur periode pertama lebih rendah dibandingkan pada periode kedua dengan rata-rata bobot telur pada periode pertama 65,47g pada periode kedua 68,35g. Indeks bentuk telur periode pertama lebih rendah dibandingkan pada periode kedua dengan rata-rata indeks bentuk telur pada periode pertama 0,78mm pada periode kedua 0,81mm. Indeks kuning telur periode pertama lebih tinggi dibandingkan pada periode kedua dengan rata-rata indeks bentuk telur pada periode pertama 0,41mm pada periode kedua 0,39mm. Indeks putih telur periode pertama lebih rendah dibandingkan pada periode kedua dengan rata-rata indeks putih telur pada periode pertama 0,09mm pada periode kedua 0,10mm. Haugh unit telur periode pertama lebih rendah dibandingkan pada periode kedua dengan rata-rata haugh unit telur pada periode pertama 73,86  pada periode kedua 74,24. Terjadi penurunan produksi setelah molting atau pada periode bertelur kedua. terjadi kenaikan pada bobot telur (BT), indeks bentuk telur (IBT), indeks putih telur (IPT) dan haugh unit (HU), kecuali pada indeks kuning telur (IKT) terdapat penurunan. Dan tidak berbeda nyata pada indeks putih telur (IPT) dan haugh unit (HU) secara statistik.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI