DIGITAL LIBRARY



JUDUL:Mikropropagasi Eksplan Tunas Jahe Merah
PENGARANG:MUHAMMAD GHAZIAN SYAHDA
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-07-03


Muhammad Ghazian Syahda. Mikropropagasi Eksplan Tunas Jahe Merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) terhadap Jenis Sterilan, dibimbing oleh Chatimatun Nisa dan Indya Dewi. Tanaman Jahe Merah (Zingiber officinale Var. Rubrum) merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki kandungan minyak atsiri 2,58-2,72%. Selain itu, kandungan senyawa kimia aktif gingerol, zingeron, shogaol, gingerin dan zingerberin dalam jahe merah menyebabkan jahe merah memiliki khasiat yang besar untuk kesehatan oleh karena itu, jahe merah menjadi salah satu tanaman herbal yang paling banyak dicari karena diyakini berkhasiat memperkuat imunitas atau daya tahan tubuh, karena permintaan jahe merah yang tinggi salah satu teknik budidaya kultur jaringan merupakan solusi dari perbanyakan tanaman dengan waktu yang singkat, pada tahap awal kultur jaringan ada tahapan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan kultur jaringan yaitu sterilisasi, proses mematikan mikroorganisme hidup yang bersifat patogen yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis sterilan terhadap media eksplan tunas jahe merah dan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis sterilan terbaik terhadap eksplan tunas jahe merah yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2023 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Dengan mikropropagasi atau kultur jaringan dapat menjadi salah satu teknik untuk memperbanyak tanaman jahe merah, kultur jaringan bisa juga disebut mikropropagasi adalah suatu teknik mengisolasi bagian tanaman sel, jaringan atau organ, dengan suatu kondisi yang aseptic. Pada penelitian ini adalah tahap sterilisasi merupakan tahap awal yang sangat penting pada teknik mikropropagasi atau kultur jaringan. Penelitian ini menggunakan beberapa jenis perlakuan yaitu, (j1 : Tween 20 + Dithane 2g L -1 + Nordox 5 g L-1 + Alkohol 70 % + H2O2 17,6 % + Betadine), (j2 : Tween 20 + Dithane 2g L-1 + Nordox 5 L-1 + Alkohol 70 % + H2O2 17,6 % + Bayclin 20 % + Betadine), (j3 : Tween 20 + Dithane 2g L-1 + Nordox 5 g L-1 + Alkohol 70 % + H2O2 17,6 % + Bayclin + Ppm + Betadine), (j4 : Tween 20 + Dithane 2g/L + Nordox 5 g L-1 + Alkohol 70 % + H2O2 17,6 % + Betadine iv + Sinar UV), (j5 : Tween 20 + Dithane 2g L-1 + Nordox 5 g L-1 + Alkohol 70 % + H2O2 17,6 % + Bayclin 20 % + Betadine + Sinar UV), dan (j6 : Tween 20 + Dithane 2g L-1 + Nordox 5 g L-1 + Alkohol 70 % + H2O2 17,6 % + Bayclin 20 % + Ppm + Betadine + Sinar UV). Pengamatan ini meliputi waktu muncul kontaminasi, persentase kontaminasi, persentase browning, persentase eksplan hidup, dan persentase muncul tunas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis sterilan j4 berpengaruh sangat nyata terhadap beberapa pengamatan dengan rerata tertinggi yaitu, waktu muncul kontaminasi, persentase kontaminasi 15 % (4 MST) persentase browning 5% (4 MST), persentase eksplan hidup 85% (4 MST), dan persentase muncul tunas 10% (4 MST).

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI