ABSTRAK
FAKTOR RISIKO PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
(Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara dan
Banjarbaru Selatan)
Rozy Hermawan
Kota Banjarbaru sejak tahun 2016 selalu menjadi daerah endemis DBD.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru penyakit DBD pada tahun
2016 terdapat 557 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 2 orang. Sementara
sepanjang tahun 2017, tercatat 56 kasus demam berdarah di Banjarbaru. Angka
Incident Rate tertinggi terdapat di Kecamatan Banjarbaru Selatan yaitu 34,86,
diikuti Kecamatan Banjarbaru Utara dengan 25,24 per 100.000 penduduk. Tujuan
penelitian ini untuk menjelaskan faktor perilaku yang berhubungan dengan
kejadian demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
dan Banjarbaru Selatan. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik
dengan desain case control. Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan. Jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 responden, terdiri dari 25 sampel kasus
dan 50 sampel kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive
Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Berdasarkan uji chi
square diketahui nilai p-value pemberantasan sarang nyamuk (PSN) = 0,006, pvalue
pencegahan gigitan nyamuk= 0,0001, p-value penggunaan kelambu= 0,079,
p-value menggantung pakaian= 0,0001, dan p-value penggunaan kassa= 0,003.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara faktor
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pencegahan gigitan nyamuk, menggantung
pakaian, dan penggunaan kassa dengan kejadian demam berdarah dengue,
sedangkan tidak ada hubungan faktor penggunaan kelambu dengan kejadian
demam berdarah dengue di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara dan
Banjarbaru Selatan
Kata- Kata Kunci: kejadian DBD, faktor risiko, perilaku PSN