Seluruh Satuan Kerja di bidang kesehatan dalam pengadaan obat dapat menggunakan sistem E-Catalogue obat dengan prosedur e-purchasing. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi pengadaan obat generik berbasis sistem e-purchasing dilihat dari cakupan realisasi, tingkat ketersediaan dan hambatan. Desain penelitian ini adalah deskriptif secara retrospektif dengan pendekatan kuantitatif untuk mendeskripsikan cakupan realisasi dan tingkat ketersediaan dan kualitatif untuk mendeskripsikan hambatan dalam pelaksanaan e-purchasing di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah laut. Hasil dari penelitian diperoleh cakupan realisasi RKO vs e-purchasing sebesar 52,54%, obat RKO yang tidak terealisasi di e-purchasing sebesar 47,46%, item obat RKO yang terealisasi tapi jumlahnya tidak sesuai sebesar 96,67%. Tingkat ketersediaan pada obat RKO yang tidak terealisasi memiliki persentase masing-masing obat RKO yang tidak terealisasi yang ditindak lanjuti dengan kategori kosong sebanyak 39,28%, dan obat RKO yang tidak terealisasi yang tidak ditindak lanjuti dengan kategori kosong sebanyak 14,29%, kategori kurang sebanyak 3,57%, kategori aman sebanyak 3,57% dan kategori lebih sebanyak 39,28%. Hambatan dalam pelaksanaan implementasi sistem e-purchasing pada Dinas Kesehatan Kab. Tanah Laut tahun 2022 yaitu hambatan internal berupa keterbatasan anggaran dan hambatan eksternal berupa industri penyedia telah menyetujui pemesanan tapi baru tersedia beberapa bulan kemudian atau waktu pengiriman terlalu lama. Kesimpulan hasil evaluasi implementasi pengadaan obat generik secara e-purchasing dalam hal perencanaan masih belum mengacu pada prinsip efektif, aman, ekonomis, dan rasional sehingga berpengaruh terhadap tingkat ketersedian obat.