DIGITAL LIBRARY



JUDUL:MODEL PREDIKSI KEPUTUSAN KEBIJAKAN PROGRAM BIODISEL 30 KE BIODISEL 20 DALAM PEMENUHAN MINYAK GORENG DALAM NEGERI
PENGARANG:Muhammad Aldi Sofyan
PENERBIT:UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TANGGAL:2023-07-10


Peningkatan konsumsi CPO untuk produksi biodisel didasarkan Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 12 tahun 2015 yaitu menuju program biodisel 100%. Tahun
2009 – 2021 ada 6 program biodisel yang dijalankan dimulai dari biodisel 2,5% - 30%.
Peningkatan konsumsi CPO untuk produksi biodisel berdampak kepada alokasi CPO untuk
produksi di sektor lainnya, salah satunya adalah sektor pangan yaitu minyak goreng. Tujuan dari
penelitian ini adalah menentukan indikator keputusan kebijakan program biodisel 30% ke biodisel
20%, serta menghasilkan sebuah model dan hasil prediksi terhadap pemenuhan minyak goreng
dalam negeri dengan menerapkan kebijakan biodisel 30% ke biodisel 20%. Pemodelan sistem
dinamis digunakan untuk melihat setiap perubahan dan dampak yang ditimbulkan oleh suatu
tindakan. Pemodelan yang dilakukan memperhitungkan aspek dinamis. Ada 5 sub sistem yang
dibagun dalam penelitian ini, yaitu 1) sub sistem kebutuhan minyak goreng, 2) sub sistem
kebutuhan biodisel, 3) sub sistem kebutuhan CPO, 4) sub sistem konsumsi CPO untuk produksi
dan 5) sub sistem produksi. Hubungan antar sub sistem tersebut digambarkan dalam bentuk
diagram sebab-akibat, kemudian dilakukan simulasi terhadap model sistem dan analisis
berdasarkan asumsi-asumsi yang dibangun. Terdapat tiga skenario yang dilakukan dalam
penelitian ini, yaitu skenario 1 (kondisi saat ini), skenario 2 (program biodisel 20%) dan skenario 3
(program biodisel 30%), hasil dari ketiga skenario tersebut adalah program biodisel 20% (skenario
2) memiliki hasil rata-rata produksi biodisel lebih kecil dari (skenario 1) sebesar -0,68%,
sedangkan hasil rata-rata produksi minyak goreng lebih besar 0,05%, dibandingkan dengan
skenario 3 hasil rata-rata produksi biodisel lebih kecil -1,31%, hasil rata-rata produksi minyak
goreng lebih besar 0,14%. Program biodisel 30% (skenario 3) memiliki hasil rata-rata produksi
biodisel lebih besar dari (skenario 1) sebesar 0,64%, dan hasil rata-rata produksi minyak goreng
sebesar -0,09%, dibandingkan dengan skenario 2 hasil rata-rata produksi biodisel lebih besar
1,32%, hasil rata-rata produksi minyak goreng lebih kecil -0,14%, dengan demikian program
biodisel 20% dapat mempengaruhi jumlah produksi minyak goreng menjadi lebih besar
dibandingkan program biodsel 30%, dan program biodisel 30% dapat mempengaruhi jumlah
produksi minyak goreng menjadi lebih kecil dibandingkan program biodisel 20%.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI