ABSTRAK
PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) SEDIAAN KRIM TABIR SURYA DARI EKSTRAK METANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) SECARA IN VITRO (Oleh Audifa Amelia; Pembimbing: Dina Rahmawanty, Destria Indah Sari; 2018; 45 Halaman)
Flavonoid merupakan salah satu senyawa alami yang berpotensi sebagai agen fotoprotektif karena memiliki kemampuan dalam menyerap sinar UV serta mampu menjadi senyawa antioksidan. Kulit bawang merah memiliki kandungan flavonoid utama yakni kuersetin dan kuersetin 4'-O-β-glukopiranosida. Ekstrak metanol kulit bawang merah memiliki nilai IC50 sebesar 15,44 ppm yang menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan sangat kuat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi asam stearat dan TEA yang optimum dalam sediaan krim, serta menentukan nilai SPF pada ekstrak metanol kulit bawang merah dan sediaan krim tabir surya dari ekstrak metanol kulit bawang merah secara in vitro. Ekstraksi kulit bawang merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian dilakukan penentuan nilai SPF secara in vitro. Ekstrak dengan nilai SPF tertinggi dibuat sediaan krim dengan konsentrasi formula yang optimum berdasarkan metode Simplex Lattice Design, kemudian dilakukan penentuan nilai SPF krim secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan nilai SPF dari konsentrasi ekstrak 120, 150, dan 180 ppm berturut-turut yaitu 13,095±0,021 (proteksi maksimal), 19,234±0,303 (proteksi ultra) dan 21,747±0,251 (proteksi ultra). Konsentrasi optimum asam stearat dan TEA berdasarkan metode SLD yaitu 10% dan 2%. Sediaan krim ekstrak metanol kulit bawang merah yang optimum memiliki nilai SPF sebesar 14,183±0,030 (proteksi maksimal).
Kata Kunci: Kulit bawang merah, nilai SPF, Krim, Simplex Lattice Design