Kegiatan penambangan yang dilakukan dengan cara membuka hutan menyebabkan pengikisan lapisan tanah. Pengerukan dan penimbunan merupakan kegiatan mengambil sumberdaya alam yang dimanfaatkan untuk pembangunan merupakan salah satu cara merubah bentang alam. Penambangan batubara menggunakan metode penambangan terbuka memiliki beberapa dampak negatif yaitu perubahan kondisi suatu lingkungan dengan adanya penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah, erosi dan sedimentasi serta terjadinya gerakan tanah atau longsoran.

Kemiringan lereng area reklamasi merupakan salah satu indikator terhadap keberhasilan kegiatan reklamasi, dimana ada potensi bilamana sudut kemiringan lereng semakin besar akan berakibat pada akan banyak material permukaan tanah tererosi, hal ini akan berakibat hilangnya tanah pucuk, dimana salah satu fungsinya dapat mendukung keberhasilan reklamasi.

Perbandingan sudut kemiringan lereng rancang awal disposal dengan kemiringan lereng setelah dilakukan penimbunan sangat menentukan sangat menentukam keberhasilan penataan lahan saat berlangsungnya kegiatan reklamasi. Begitu juga perbandingam sudut kemiringan lereng setelah dihampar top soil dengan kondisi kemiringan lereng setelah dilakukan reklamasi. Jika terdapat penurunan permukaan tanah setelah dilakukan reklamasi dan revegetasi dimungkinan bahwa telah terjadi erosi dan sedimentasi pada lokasi penelitian.

Nilai laju erosi bisa dihitung dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) faktor – faktor yang menentukan antara lain erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang lereng dan kemiringan lereng, faktor pengelolaan tanaman serta faktor Perapian  tanah, besaran nilai laju erosi pada lokasi penelitian adalah 57,80 (ton/ha/tahun) lajur 1 dan 119,65 (ton/ha/tahun). Klasifikasi tingkat bahaya erosi terdiri atas sedang, berat dan sangat berat.