DIGITAL LIBRARY



JUDUL:PERBANDINGAN PENDAPATAN BERSIH PETANI KARET LUMP YANG MENGGUNAKAN PEMBEKU DEORUB DAN NON DEORUB DI DESA KARUH KECAMATAN BATUMANDI KABUPATEN BALANGAN
PENGARANG:NABAWI
PENERBIT:FAKULTAS PERTANIAN
TANGGAL:2019-01-18


RINGKASAN
NABAWI. Perbandingan Pendapatan Bersih Petani Karet Lump Yang
Menggunakan Pembeku Deorub Dan Non Deorub Di Desa Karuh Kecamatan
Batumandi Kabupaten Balangan (di bawah bimbingan H. Abdussamad dan Hj. Nuri
Dewi Yanti ).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya dan pendapatan bersih petani
karet lump yang menggunakan pembeku deorub dan non deorub, mengetahui
perbandingan pendapatan bersih petani karet lump yang menggunakan pembeku
deorub dan non deorub dan mengetahui masalah yang dihadapi petani karet lump
yang ada di Desa Karuh Kecamatan Batumandi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karuh Kecamatan Batumanndi
Kabupaten Balang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 50 orang yang terdiri
dari petani petani pengguna deorub dan non deorub masing-masing sebanyak 25
orang.
Petani yang menggunakan zat penggumpal deorub di Desa Karuh rata-rata
mengelola seluas 0,65 ha dengan produksi rata-rata sebesar 198,29 kg dengan ratarata
produktivitas 304,88 kg/ha. Sedangkan petani non deorub (pupuk SP 36) ratarata
mengelola seluas 0,57 ha dengan rata-rata produksi sebesar 215,70 kg dengan
rata-rata produktivitas 379,34 kg/ha.
Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya eksplisit dan biaya
implisit. Rata-rata total biaya petani responden yang menggunakan zat penggumpal
deorub per hektar per bulannya yaitu Rp. 945.093/ha/bulan. Sedangkan rata-rata
total biaya petani responden non deorub lebih tinggi dari petani yang
menggunakan deorub per hektar per bulannya yaitu Rp. 1.119.718/ha/bulan.
Hal ini karena pengunaan tenaga kerja dalam keluarga yang banyak
sehingga biaya penyusutan peralatan juga meningkat serta penggunaan bahan
pembeku yang tinggi yaitu dengan rata-rata 8,90 Kg/Ha/bulan. Sedangkan petani
yang menggunakan deorub tidak terlalu banyak menggunakan tenaga kerja
sehingga biaya penyusutan peralatan tidak terlalu tinggi serta penggunaan bahan
pembeku yang relative sedikit dengan rata-rata perbulan 3,57 L/Ha/bulan.
Rata-rata penerimaan petani responden yang menggunakan deorub yaitu
Rp. 1.201.114 /usahatani/bulan atau Rp. 1.846.732/ha/bulan. Sedangkan Rata-rata
penerimaan petani responden yang tidak menggunakan deorub yaitu Rp.
1.078.833 /usahatani/bulan atau Rp. 1.896.683/ha/bulan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi penerimaan usahatani karet yaitu harga lump. Harga lump yang
diterima petani yang menggunakan penggumpal deorub berkisar antara Rp. 6.000
- Rp. 6.400 /Kg tergantung lama tidaknya penyimpanan hasil lump petani yaitu 1-
4 hari. Sedangkan harga petani yang tidak menggunakan deorub hanya Rp.
5.000/Kg.
Rata-rata pendapatan bersih per hektar per bulannya yaitu Rp.
901.639/ha/bulan. Sedangkan rata-rata pendapatan bersih petani responden yang
menggunakan deorub ini lebih tinggi dibandingkan pendapatan bersih petani yang
tidak menggunakan deorub yaitu Rp. 776.965/ha/bulan. Rata-rata pendapatan
bersih petani yang menggunakan deorub per hektarnya lebih tinggi dari pada ratarata
pendapatan bersih petani yang tidak menggunakan deorub. Hal ini karena
biaya yang dikeluarkan petani karet responden yang menggunakan deorub lebih
rendah yaitu Rp. 945.093/ha/bulan dari pada biaya yang di keluarkan petani karet
responden yang tidak menggunakan deorub yaitu Rp. 1.119.718/ha/bulan.
Pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh (α = 5% : 2 = 2,5%) menggunakan
uji satu arah (one tail), Hasil ini menunjukkan bahwa nilai statistik t yang diperoleh
adalah 1.277, dan nilai p?value pengujian adalah 0.104. Berdasarkan kaidah dapat
di simpulkan terima H? dan tolak H? yang berarti tidak ada perbedaan pendapatan
bersih petani karet lump yang menggunakan pembeku deorub dan non deorub.
Berdasarkan hasil uji-t tersebut dapat disimpulkan pendapatan bersih petani karet
yang menggunakan zat penggumpal deorub dan non deorub (pupuk SP 36) tidak
berbeda secara nyata.
Dalam usahatani karet yang dilakukan oleh petani tidak terlepas dari
berbagai macam masalah. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat masalah utama
yang dijumpai dalam petani karet yang menggunkan deorub maupun non deorub,
yaitu: (1) harga karet, (2) kurang amannya hasil sadapan petani dan (3) pembekuan
yang lambat.

Berkas PDF
NODOWNLOAD LINK
1FILE 1



File secara keseluruhan dapat di unduh DISINI