ABSTRAK
Pada proyek Rehabilitasi Jalan Melayu Ulu – Pematang Baru Kecamatan Martapura Timur mengalami keterlambatan. Keterlambatan terjadi dikarenakan cuaca yang tidak menentu. Lokasi pekerjaan yang berada di dekat sungai dan rawa menyebabkan lokasi akan tergenang air pada saat turun hujan. Tergenangnya lokasi mengakibatkan terlambatnya beberapa pekerjaan antara lain pekerjaan timbunan. Terlambatnya pekerjaan tersebut berpengaruh pada waktu penyelesaian pekerjaan. Seperti dalam Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 Pasal 120 dan data kontrak, jika proyek mengalami keterlambatan maka akan dikenakan denda sebesar 1/1000 dari harga kontrak.
Keterlambatan ini hanyalah berdasarkan bobot tanpa mengetahui apakah pekerjaan yang terlambat merupakan pekerjaan kritis. Oleh karena itu dibuat jaringan kerja dengan durasi semula dan jaringan kerja dengan durasi sisa. Kemudian kedua jaringan kerja tersebut dibandingkan sehingga mendapatkan waktu keterlambatan selama 4 minggu. Dengan keterlambatan selama 4 minggu maka kontraktor harus membayar denda sebesar Rp. 232.984.600,00. Denda tersebut terlalu besar, oleh Karena itu perlu dilakukan percepatan dengan crash program. Crash program dilakukan dengan penambahan tim kerja. Kemudian dihitung berapa biaya yang digunakan dan berapa lama waktu percepatan yang dapat dilakukan. Dan kemudian dilakukan penjadwalan ulang pekerjaan dibantu dengan Microsoft Project.
Berdasarkan hasil perhitungan crash program dengan cara penambahan tim kerja karena durasi proyek dapat kembali seperti durasi rencana yaitu 48 minggu dan dengan biaya percepatan adalah Rp. 49.317.720,84. Kemudian dilakukan analisa terhadap biaya langsung dan tidak langsung di dapat waktu optimal pekerjaan yaitu 12 minggu setelah dipercepat dengan biaya optimal sebesar Rp 7.549.452.721,00
Kata kunci: PDM, Crash Program, Penambahan Tim Kerja, Biaya, Waktu