Kacang tunggak merupakan kacang-kacangan yang belum dibudidayakan secara optimal, adahal kacang tunggak memiliki protein yang tinggi. Kacang tunggak memiliki beragam varietas, salah satu varietas unggulnya yaitu KT-9 dan varietas lokal kalimantan selatan dikenal sebagai kacang nagara. Kacang tunggak ini dibudidaya hanya sekali dalam setahun yaitu saat musim kemarau, hal ini dapat mengakibatkan penurunan mutu benih. Usaha untuk memperbaiki mutu benih kacang tunggak akibat penyimpanan terlalu lama, maka dapat dilakukan dengan melakukan pemberian perlakuan sebelum tanam yaitu dengan ekstrak akar eceng gondok. Akar eceng gondok diketahui dapat dimanfaatkan sebagai fitohormon giberelin yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi terbaik ekstrak akar eceng gondok terhadap kacang tunggak pada fase generatif. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap Split Plot Design, yang diulang sebanyak 3 kali dengan 8 perlakuan sehingga didapat 24 satuan percobaan. Terbagi menjadi 2 faktor yaitu varietas kacang tunggak sebagai petak utama dan konsentrasi ekstrak akar eceng gondok sebagai anak petak. Varietas kacang tunggak terdiri dari 2 taraf: G1 = kacang tunggak nagara dan G2 = kacang tunggak KT-9. Ekstrak akar eceng gondok terdiri dari 4 taraf: C0 = Tanpa perendaman, C1 = 2,5% ekstrak akar eceng gondok, C2 = 5,0% ekstrak akar eceng gondok, dan C3 = 7,5% ekstrak akar eceng gondok. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat interaksi antara konsentrasi ekstrak akar eceng gondok dan varietas kacang tunggak pada umur berbunga, umur panen, jumlah polong per tanaman, panjang polong, lebar polong, berat biji 100 butir dan jumlah biji per polong. Secara tunggal konsentrasi ekstrak akar eceng gondok berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, jumlah polong/tanaman, panjang polong, berat biji 100 butir dan jumlah biji per polong, sedangkan secara tunggal varietas berpengaruh nyata ada berat biji 100 butir.