Latar Belakang: Prevalensi karies gigi di dunia dan Indonesia masih cukup tinggi. Karies gigi yang tidak dirawat akan terus berlanjut menuju lapisan dentin dan pulpa. Pencegahan kehilangan jaringan gigi lebih lanjut dapat dihambat dengan prosedur bahan terapi menggunakan agen remineralisasi. Proanthocyanidin (PA) dapat menjadi agen yang biokompatibel untuk mencegah perkembangan karies serta mendorong terjadinya remineralisasi dentin melalui pengendapan mineral oleh stabilisasi matriks dentin serta pengikatan ion kalsium. Batang pisang mauli yang mengandung tanin (67,59%) berpotensi menjadi agen remineralisasi dentin karena Proanthocyanidin (PA) menjadi jenis tanin terkondensasi yang biasanya ditemukan dalam konsentrasi paling dominan pada tanaman. Tujuan: Menganalisis kadar kalsium pada irisan dentin yang diberi perlakuan gel ekstrak batang pisang mauli berdasarkan EDX. Metode: 8 irisan dentin gigi premolar didemineralisasi menggunakan EDTA 17% selama 72 jam. Sampel dibagi dibagi menjadi 4 kelompok (n=2), Kelompok 1 (gel ekstrak batang pisang mauli 50%), kelompok 2 (gel ekstrak batang pisang mauli 62,5%), kelompok 3 (CPP-ACP), kelompok 4 (saliva buatan). Perlakuan diaplikasikan sebanyak 2 kali/hari dan direndam dalam saliva buatan selama 21 hari pada suhu 37°C. Pengukuran kadar kalsium pada irisan dentin menggunakan EDX. Hasil: Hasil uji statistik One Way Anova menunjukkan p=0,235 (p>0,05) yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan kadar kalsium pada irisan dentin antar semua kelompok perlakuan. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan kadar kalsium irisan dentin pada kelompok gel ekstrak batang pisang mauli 50%; 62,5%; CPP-ACP; saliva buatan.